THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES
Ao~..... Minna hajimemashite \^o^/ Hope it will be useful for our live ^^

Jumat, Februari 20, 2009

Pentingnya Beriman kepada Hari Akhir

Pada suatu hari setelah memimpin sholat subuh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam langsung naik ke atas mimbar dan menyampaikan ceramah panjang hingga datangnya waktu zuhur. Sesudah beliau selesai memimpin sholat zuhur, beliau lalu naik kembali ke atas mimbar untuk menyampaikan ceramah hingga datangnya waktu asar. Lalu sesudah memimpin sholat asar beliau langsung kembali ke atas mimbar menyampaikan ceramah hingga magrib. Sesudah mengimami sholat magrib beliau tidak naik lagi ke atas mimbar.

Para sahabat yang hadir menceritakan bahwa pada hari di mana Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendadak menyampaikan semacam daurah seharian penuh itu beliau panjang lebar menjelaskan mengenai apa-apa yang bakal berlaku atau terjadi hingga datangnya hari Akhir atau hari Kiamat. Begitu pentingnya urusan hari Akhir ini sehingga beliau memerlukan seharian penuh untuk menjelaskan tanda-tanda akhir zaman menjelang datangya hari Kiamat kepada para sahabatnya. Lalu mereka yang hadir berkata: ”Sesudah wafatnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam setiap aku bertemu dengan suatu peristiwa yang merupakan tanda akhir zaman maka akupun teringat ceramah panjang nabi hari itu. Persis seperti orang yang bertemu dengan orang yang sudah lama berpisah. Sehingga saat bertemu, segera teringat kembali wajahnya.”

Memang, sudah semestinyalah kita ummat Islam menghayati betapa pentingnya urusan mengimani dan mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir. Sebab Allah subhaanahu wa ta’aala sendiri di dalam Al-Qur’an mengkondisikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam agar tidak menganggap bahwa hari Akhir atau Hari Kiamat atau hari Berbangkit itu masih jauh.

يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللَّهِ
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيباً

Melalui ayat di atas Allah subhaanahu wa ta’aala mengkondisikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam untuk menghayati bahwa hari Akhir atau hari Kiamat sudah dekat. Oleh sebab itu Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam juga mengkondisikan para sahabatnya dan kita semua selaku ummatnya untuk menghayati bahwa hari Akhir sudah dekat dan tidak lama lagi akan segera datang.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ
قَالَ وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى (مسلم)

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Aku dan hari kiamat diutus (berdampingan) seperti ini.” Anas berkata:”Dan beliau menghimpun jari tengah dan jari telunjuknya.” (HR Muslim 14/193)

Sehingga pernah diriwayatkan bahwa pada suatu hari seorang sahabat melihat di kejauhan ufuk ada asap yang mengepul. Maka sahabat tersebut langsung keliling ke rumah para sahabat lainnya menggedor pintu rumah mereka seraya berteriak:

الدخان الدخان

“Asap…! Asap…!”

Artinya, pada saat sahabat ini melihat asap tersebut, maka ia teringat penjelasan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengenai salah satu tanda besar menjelang datangnya hari Kiamat adalah bila sudah terlihat asap mengepul. Jika lima belas abad yang lalu saja sahabat telah sedemikian seriusnya mensikapi tanda-tanda akhir zaman, bagaimana lagi sepatutnya kita yang hidup di zaman ini?

Bahkan sedemikian pentingnya urusan hari Akhir ini sehingga dari enam rukun iman yang kita pelajari sejak masih SD, maka beriman kepada hari Akhir adalah yang paling sering disebut berpasangan dengan beriman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Di dalam Al-Qur’an maupun Hadits sangat sering kita dapati hal ini.

ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً

“Demikianlah diberi pengajaran dengannya orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”(QS 65:2)

Bahkan dalam satu hadits di bawah ini sampai tiga kali Nabi menyebutkan iman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala bersamaan dengan iman kepada hari Akhir.

حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Bersabda Rasulullah saw: “Barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah bicara yang baik atau diam. Dan barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah menghormati tetangganya. Dan barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah menghormati tamunya.” (HR Bukhari-Muslim)

Ayat dan hadits seperti di atas banyak kita temui di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga kita bisa sampai pada suatu kesimpulan bahwa tingkat pentingnya mengimani hari Akhir setara atau sederajat dengan iman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala

"Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah." Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.”(QS Al-Ahzab 63)

Menyongsong Tanda-Tanda Besar Kiamat

Karena Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan Nabi terakhir, maka ia sering dijuluki sebagai Nabi Akhir Zaman. Dan ummatnya dijuluki sebagai Ummat Akir Zaman. Kita merupakan ummat yang bakal menyongsong kedatangan hari Kiamat. Suka maupun tidak suka begitulah faktanya.

Ummat Muhamad shollallahu ’alaih wa sallam sama dengan ummat Nabi-nabi terdahulu. Yakni terbelah menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama mendapat hidayah dari Allah subhaanahu wa ta’aala sehingga menjadi orang-orang beriman. Dan kelompok kedua mengingkari ajakan dan ajaran para Nabiyullah ’alaihimus-salaam. Mereka tersesat dalam hidupnya di dunia.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah ta’aala (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah ta’aala dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.” (QS An-Nahl ayat 36)

Ummat Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang beriman kepadanya dijuluki Ummat Islam. Walaupun ummat Islam merupakan bagian dari ummat Akhir Zaman, namun mereka dijamin tidak bakal mengalami hari Kiamat. Allah ta’aala tidak membiarkan seorangpun muslim-mu’min masih hidup saat hari Kiamat terjadi. Pada hari tersebut hanya orang-orang yang tidak memiliki iman-lah yang dibiarkan tersiksa mengalami hari dahsyat Kiamat. Pada saat sudah dekat sekali kiamat akan terjadi, Allah ta’aala cabut nyawa setiap orang beriman di muka bumi melalui suatu angin yang amat lembut.

إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ رِيحًا مِنْ الْيَمَنِ أَلْيَنَ مِنْ الْحَرِيرِ فَلَا تَدَعُ أَحَدًا فِي قَلْبِهِ قَالَ أَبُو عَلْقَمَةَ مِثْقَالُ حَبَّةٍ و قَالَ عَبْدُ الْعَزِيزِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ إِيمَانٍ إِلَّا قَبَضَتْهُ

”Sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala akan mengutus suatu angin yang lebih lembut dari sutera dari arah Yaman. Maka tidak seorangpun (karena angin tersebut) yang akan disisakan dari orang-orang yang masih ada iman walau seberat biji dzarrah kecuali akan dicabut ruhnya.” (HR Muslim 1098)

Ummat Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang bakal mengalami dahsyatnya hari Kiamat hanyalah mereka yang tidak beriman. Mereka akan tampil menjadi kumpulan orang yang paling jahat saat kehancuran total dunia berlangsung.

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ النَّاسِ

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Kiamat tidak akan berlangsung kecuali menimpa atas orang-orang yang paling jahat.” (HR Muslim 5243)

Secara garis besar tanda-tanda Kiamat terbagi dua. Ada tanda-tanda kecil Kiamat dan ada tanda-tanda besar Kiamat. Tanda-tanda kecil Kiamat jumlahnya sangat banyak. Tanda kecil paling pertama adalah diutusnya Nabi Muhamad shollallahu ’alaih wa sallam. Semenjak saat itu ummat Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah menyaksikan banyak sekali tanda-tanda kecil Kiamat dari abad ke abad.

Kondisi dunia dewasa ini sudah berada di ambang menjelang munculnya tanda-tanda besar Kiamat. Sebab hampir seluruh tanda-tanda kecil Kiamat yang Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam prediksikan sudah pada bermunculan di zaman ini. Di antaranya adalah:

1. Perceraian banyak terjadi

2. Banyak terjadi kematian mendadak (tiba-tiba)

3. Banyak mushaf diberi hiasan (ornamen)

4. Masjid-masjid dibangun megah

5. Berbagai perjanjian dan transaksi dilanggar sepihak

6. Berbagai peralatan musik dimainkan

7. Berbagai jenis khamr diminum manusia

8. Perzinaan merebak

9. Para pengkhianat dipercaya menjadi pemimpin

10. Orang yang amanah dianggap pengkhianat

11. Banyak buku diterbitkan

12. Muncul banyak pasar berdekatan satu sama lain

13. Penumpahan darah dianggap perkara ringan

14. Merebaknya fenomena makan riba

Sebagian ulama berpendapat bahwa tanda-tanda besar Kiamat ada sepuluh. Tanda besar yang paling pertama adalah munculnya seorang lelaki di akhir zaman yang bakal menjadi pemimpin ummat. Ia akan mengeluarkan ummat dari kondisi dunia yang penuh kesewenang-wenangan dan kezaliman menjadi penuh keadilan dan perdamaian. Atau dengan kata lain ia bakal mengalihkan kita dari babak mulkan jabriyyan (kepemimpinan para penguasa yang memaksakan kehendak) menuju babak khilafatun ’ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan yang mengikuti pola kenabian).

Dialah sosok Imam Mahdi. Seorang lelaki yang namanya mirip dengan nama Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan nama ayahnya mirip nama ayah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam. Kurang lebih ia bernama Muhammad bin Abdullah rahimahullah.

لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ
فِيهِ رجل مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي
يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا

“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah ta’aala akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.”(HR Abu Dawud 9435)



Bersiap-Siaga Mengantisipasi Munculnya Imam Mahdi

Sebagian ulama berpendapat bahwa tanda-tanda besar Kiamat ada sepuluh. Tanda besar yang paling pertama adalah keluarnya Dajjal. Namun beberapa waktu sebelum Dajjal keluar, Allah ta’aala akan munculkan pemimpin ummat Islam di akhir zaman, yakni Imam Mahdi. Ia akan mengeluarkan ummat dari kondisi dunia yang penuh kesewenang-wenangan dan kezaliman menjadi penuh keadilan dan perdamaian. Atau dengan kata lain ia bakal mengalihkan kita dari babak mulkan jabriyyan (kepemimpinan para penguasa yang memaksakan kehendak) menuju babak khilafatun ’ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan yang mengikuti pola kenabian). Ia bakal memimpin kita keluar dari kondisi dunia dewasa ini yang penuh kezaliman dan kekufuran menuju tegaknya kembali peradaban Islam penuh keadilan dan keimanan.

وأما المهدي الذي يملأ الأرض عدلا كما ملئت جورا

“Sedangkan Al-Mahdi ia akan penuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.” (Al-Hakim 8714)

Dialah sosok Imam Mahdi. Seorang lelaki yang namanya mirip dengan nama Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan nama ayahnya mirip nama ayah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam. Kurang lebih ia bernama Muhammad bin Abdullah rahimahullah.

لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ
فِيهِ رجل مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي
يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا

“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah ta’aala akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.”(HR Abu Dawud 9435)

Ada dua fenomena menjelang munculnya Al-Mahdi. Pertama, bilamana sudah terjadi fenomena sosial berupa perselisihan antar-manusia dan antar-kelompok manusia. Kedua, bilamana terdapat banyak gempa.

أُبَشِّرُكُمْ بِالْمَهْدِيِّ يُبْعَثُ فِي أُمَّتِي عَلَى اخْتِلَافٍ مِنْ النَّاسِ وَزَلَازِلَ
فَيَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا

“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ta’aala ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898)

Dunia dewasa ini sudah diwarnai oleh kedua fenomena di atas secara signifikan. Perselisihan antar-manusia sudah luar biasa. Perselisihan antar-kelompokpun sudah luar biasa. Bahkan antar sesama muslim dan antar sesama organisasi Islam. Demikian pula dengan gempa. Sudah sangat sering kita mendengar adanya kejadian gempa dari waktu ke waktu. Silahkan buka situs www.USGS.com, yaitu situs resmi United States Geological Survey sejenis BMG-nya Amerika Serikat. Dalam situs tersebut dibeberkan updating gempa yang terjadi di negeri manapun lengkap dengan koordinat dan skala richter-nya. Dan jika kita melihat situs tersebut kita akan tercengang mendapati bahwa beberapa tahun belakangan ini terjadi peningkatan frekuensi gempa yang signifikan.

Artinya, ummat Islam harus bersiap siaga mengantisipasi kemunculan Imam Mahdi. Bila Al-Mahdi telah muncul setiap muslim diwajibkan untuk segera ber-baiat kepadanya. Bagaimanapun situasinya, setiap muslim mesti berusaha untuk memastikan dirinya bergabung ke dalam pasukan yang dipimpin oleh Imam Mahdi.

فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ

“Ketika kalian melihatnya maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Ibnu Majah 4074)

Mengapa Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan “walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju”? Sebab pada masa itu keadaannya sangat sulit. Bila kondisi dunia masih seperti dewasa ini boleh jadi berbagai media-massa justru menjuluki Imam Mahdi sebagai pimpinan teroris. Sehingga siapapun yang berfikir untuk ber-baiat dengannya pastilah berada dalam ancaman dituduh sebagai teroris. Hanya muslim-mu’min yang selalu mengharapkan ridho Allah ta’aala semata akan bersegera bergabung dengan Imam Mahdi. Sedangkan muslim yang selama ini sibuk mendahulukan ridho manusia daripada ridho Allah ta’aala dapat dipastikan tidak akan bersegera ber-baiat dengannya. Bahkan sangat mungkin mereka malah akan berfihak kepada barisan yang memerangi Al-Mahdi dan kaum muslimin yang dipimpinnya.

Muslim seperti apakah yang layak bergabung dengan pasukan Al-Mahdi? Mereka adalah:
Pertama, orang-orang yang mencintai dan dicintai Allah ta’aala.
Kedua, bersikap lemah-lembut terhadap sesama orang beriman.
Ketiga, bersikap tegas dan tidak kompromi dengan kaum kuffar.
Keempat, selalu berjihad di jalan Allah ta’aala tanpa takut terhadap celaan orang yang suka mencela. Termasuk tanpa takut dituduh teroris oleh mereka yang biasa menuduh.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah ta’aala akan mendatangkan suatu kaum yang Allah ta’aala mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.” (QS Al-Maidah ayat 54)

Mereka inilah yang sering dijuluki sebagai generasi pengganti. Semoga Allah ta’aala masukkan kita ke dalam golongan ini. Suatu golongan yang sadar akan pentingnya persiapan menyambut kehadiran pemimpin ummat di akhir zaman Imam Mahdi. Mereka menanti kedatangannya bukan dalam pengertian pasif dan fatalistik. Melainkan penuh kesabaran, keteguhan pendirian dan pengorbanan.

Mereka tidak tergoda hingar-bingar zaman penuh kezaliman dan fitnah babak mulkan jabriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak). Mereka sangat mengharapkan pertolongan Allah ta’aala semata dalam rangka menyambut zaman keemasan Islam penuh keadilan babak khilafatun ’ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan sesuai sistem kenabian) yang tidak mungkin diwujudkan kecuali melalui al-jihadu fi sabilillah dengan panglima Imam Mahdi. Wallahu a’lam bish-showwab.-

Mewaspadai Kemunculan Fitnah Dajjal

Semenjak runtuhnya kekhalifahan terakhir, ummat Islam menjadi laksana anak-anak ayam kehilangan induk. Masing-masing negeri kaum muslimin mendirikan karakter kebangsaannya sendiri-sendiri seraya meninggalkan dan menanggalkan ikatan aqidah serta akhlak Islam sebagai identitas utama bangsa. Akhirnya tidak terelakkan bahwa ummat Islam yang jumlahnya di seantero dunia mencapai bilangan satu setengah miliar lebih, tidak memiliki kewibawaan karena mereka terpecah belah tidak bersatu sebagai suatu blok kekuataan yang tunggal dan mandiri. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sudah mensinyalir bahwa akan muncul babak keempat perjalanan ummat Islam, yakni kepemimpinan para Mulkan Jabriyyan (Raja-raja yang memaksakan kehendak). Inilah babak yang sedang dilalui ummat Islam dewasa ini. (lihat tulisan Menuju Kehidupan Sejati berjudul Boleh Jadi Kiamat Sudah Dekat tanggal 6 Jul 08)

Jangankan kaum muslimin memimpin dunia, bahkan mereka menjadi ummat yang diarahkan (baca: dieksploitasi) oleh ummat lainnya. Inilah babak paling kelam dalam sejarah Islam. Allah subhaanahu wa ta’aala gilir kepemimpinan dunia dari kaum mu’minin kepada kaum kafirin. Inilah zaman kita sekarang. We are living in the darkest ages of the Islamic history. Dunia menjadi morat-marit sarat fitnah. Nilai-nilai jahiliah modern mendominasi kehidupan. Para penguasa mengatur masyarakat bukan dengan bimbingan wahyu Ilahi, melainkan hawa nafsu pribadi dan kelompok. Pada babak inilah tegaknya Sistem Dajjal. Berbagai lini kehidupan ummat manusia diatur dengan Dajjalic values (nilai-nilai Dajjal). Segenap urusan dunia dikelola dengan nilai-nilai materialisme-liberalisme-sekularisme, baik politik, sosial, ekonomi, budaya, medis, pendidikan, hukum, pertahanan-keamanan, militer bahkan keagamaan. Masyarakat kian dijauhkan dari pola hidup berdasarkan manhaj Kenabian.

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda mensinyalir bahwa tidak ada fitnah yang lebih dahsyat semenjak Allah ciptakan manusia pertama hingga datangnya hari Kiamat selain fitnah Dajjal.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ (الطبراني)

“Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani 1672)

Ummat Islam yang menjalani babak keempat dewasa ini harus mempersiapkan diri mengantisipasi kemunculan fitnah paling dahsyat yaitu fitnah Dajjal. Hidup di babak keempat, yakni babak kepemimpinan para Mulkan Jabriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak), merupakan hidup yang penuh tantangan. Pada babak ini Allah memberikan giliran kepemimpinan ummat manusia kepada fihak kuffar. Allah menguji kesabaran kaum muslimin menghadapi kepemimpinan para penguasa yang memaksakan kehendak seraya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya. Sistem hidup yang mereka tawarkan merupakan sistem yang jauh dari nilai-nilai keimanan bahkan didominasi oleh nilai-nilai kekufuran.

Inilah zaman yang sarat dengan fitnah. Keterlibatan seorang muslim dalam aspek kehidupan modern manapun sangat berpotensi mendatangkan dosa bagi dirinya. Rangkaian fitnah yang sedemikian hebat akan berpuncak pada munculnya puncak fitnah yakni fitnah Dajjal. Barangsiapa yang sanggup menyelamatkan dirinya dari rangkaian fitnah sebelum munculnya fitnah Dajjal akan sangat berpeluang selamat pula pada saat munculnya fitnah Dajjal. Demikianlah peringatan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam:

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ (أحمد)

Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad V/389)

Demikian pula sebaliknya, barangsiapa ketika rangkaian fitnah di berbagai dimensi kehidupan sedang menggejala kemudian ia terjebak ke dalamnya, maka dikhawatirkan pada saat puncak fitnah muncul ia akan terjebak pula untuk menjadi pengikut bahkan hamba Dajjal. Wa na’udzubillahi min dzaalika.-




Banyak manusia dewasa ini yang tidak peduli akan puncak fitnah yang bakal datang di akhir zaman. Dajjal menjadi fenomena yang dianggap sekedar mitos. Bahkan banyak yang menganggap Dajjal tidak ada. Sehingga banyak manusia yang melupakannya dan tidak pernah peduli untuk membicarakannya. Ketika pengabaian ini terjadi di kalangan orang awam ia sudah menjadi suatu masalah. Namun realitasnya lebih jauh daripada itu. Bahkan kita menyaksikan dewasa ini para pemberi peringatan seperti para muballigh, penceramah, ustadz dan kebanyakan ulama tidak lagi peduli untuk memperingatkan ummat akan bahaya fitnah Dajjal. Padahal bilamana kedua gejala ini sudah tampak, maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam justru mengatakan bahwa pada saat seperti itulah Dajjal bakal keluar.

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَخْرُجُ الدَّجَّالُ حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَحَتَّى تَتْرُكَ الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ (أحمد)

“Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk mengingatnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad 16073)

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda bahwa pada saat kebanyakan orang awam melupakan perkara Dajjal dan para Imam tidak lagi memperingatkan ummat akan bahaya puncak fitnah Dajjal, maka ketika itulah justru Dajjal bakal keluar. Sedangkan realitas dunia kita dewasa ini sudah mengandung kedua fenomena tersebut. Artinya, sudah saatnya kita waspada mengantisipasi kemunculan Dajjal yang bila-bila masa dewasa ini akan keluar...! Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan ciri khas Dajjal kepada ummatnya yang belum pernah dijelaskan oleh para Nabi sebelumnya kepada ummatnya masing-masing. Beliau menegaskan bahwa Dajjal itu bermata dua namun salah satunya cacat alias buta sehingga yang ada/berfungsi hanyalah satu mata saja.

وَأَنَّ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ مَمْسُوحُ الْعَيْنِ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ – أحمد

"Dan sesungguhnya Dajjal itu bermata satu; sebelah matanya tidak nampak. Di antara kedua matanya tertulis "kafir" yg terbaca oleh setiap mu'min yg mengerti baca-tulis ataupun tidak." (HR Ahmad) Hadits di atas mengingatkan kita akan suatu simbol yang tertera pada lembar uang kertas satu dollar Amerika Serikat (one dollar bill). Di dalamnya kita lihat sebuah gambar yang disebut sebagai The Great Seal (Meterai Yang Agung). Gambar ini sarat makna dan isyarat. Kata-kata berbahasa Latin Novus Ordo Seclorum berarti the New World Order (Tatanan Dunia Baru). Sedangkan di atas tulisan tersebut ada gambar primada yang tidak sempurna karena bagian pucuknya terpotong. Lalu di atas piramida itu ada sebuah segitga yang berukuran persis sesuai untuk diletakkan menjadi pucuk piramida. Di dalam segitiga tersebut terdapat gambar mata tunggal. Lalu di atas segitiga bermata tunggal itu ada tulisan Latin Annuit Coeptis yang berarti “the Eye of Providence has approved of (our) undertakings.” (si Mata Tunggal telah merestui usaha-usaha kami).

Jika kita tafsirkan gambar di atas, maka ia bisa bermakna bahwa dunia sedang diarahkan menjadi sebuah sistem yang berstruktur bak piramida yang belum memiliki pucuk. Struktur dunia yang belum mempunyai pemimpin tertinggi. Namun pemimpin tersebut sedang dinanti-nantikan kehadirannya. Dan struktur dunia yang dirancang menjadi the New World Order tersebut menantikan kedatangan pemimpinnya yang bersimbolkan si Mata Satu (Dajjal?). Seluruh upaya mewujdukan dan memapankan the New World Order merupakan rangkaian usaha untuk meraih keridhaan dan restu dari si Mata Satu alias Dajjal. Dengan kata lain Tatanan Dunia Baru ini adalah sebuah proyek persembahan kolosal untuk menyambut kedatangan puncak fitnah yaitu Dajjal...!

Segenap dimensi kehidupan modern dewasa ini adalah dalam rangka mewujudkan the New World Order (Tatanan Dunia Baru). Sebuah sistem yang tidak berlandaskan nilai-nilai keimanan bahkan dipengaruhi sangat oleh nilai-nilai kekufuran, nilai-nilai Dajjal. ”We are living in a Godless Civilization,” demikian ungkap Imron Hosein, mantan Imam Masjid PBB New York. Bahkan Ahmad Thompson, seorang penulis Muslim berkebangsaan Inggris jelas-jelas menyatakan bahwa dunia modern semenjak hampir satu abad yang lalu (sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah terakhir) membentuk diriya menjadi sebuah Sistem Dajjal. Suatu sistem sarat Dajjalic Values dimana jika oknum Dajjal muncul pada masa sekarang ini, maka ia akan segera dinobatkan menjadi pimpinan Sistem Dajjal yang telah tersedia.

Inilah yang dikhawatirkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Bila rangkaian fitnah telah bermunculan menjelang datangnya Dajjal, maka manusia akan mengalami proses seleksi. Barangsiapa yang sanggup istiqomah menghindarkan diri dan keluarganya dari rangkaian fitnah tersebut, maka ia bakal sanggup terbebaskan dari puncak fitnah, yakni Dajjal. Dan sebaliknya, barangsiapa yang malah ikut serta menyemarakkan rangkaian fitnah sebelum datangnya Dajjal, niscaya ia akan sangat mudah menjadi sasaran tipudaya Dajjal. Barangsiapa yang tanpa jiwa kritis menerima bahkan mendukung the New World Order, maka ia termasuk mereka yang pada hakikatnya turut menanti-nanti dan menyambut dengan sukacita kedatangan pucuk pimpinan, yaitu Dajjal

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ (أحمد)

Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad V/389)

Tau Gak?

Adakah Jarak antara Agama dan Ilmu Pengetahuan?


Hingga kini, para ilmuwan tidak bisa menebak asal mula kehidupan atau bagaimana kehidupan itu dimulai di muka bumi. Sebagaimana mereka tak mengerti mengapa dan bagaimana manusia memiliki keunikan dengan kemampuannya untuk mengetahui dan berpikir yang merupakan sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Kita mengenal perbedaan antara kematian dan kehidupan, manusia dan binatang, yang tuli dan yang mendengar, buta dan melihat, bijaksana dan bodoh. Tetapi kita tidak mampu memahami lebih jauh perbedaan-perbedaan tersebut, atau kita tidak mampu mengubah orang mati menjadi hidup, binatang menjadi manusia yang berpikir, yang tuli menjadi mendengar, buta yang buta melihat, dan yang lemah akal menjadi bijaksana.

Di antara ujian terbesar terkait keyakinan terhadap Allah adalah saat kita menghadiri kematian seorang sahabat yang kita sayangi. Kita sama sekali tidak berdaya untuk mengembalikan hidupnya. Saat itu kita melihat Allah, merasakan kekuasaan-Nya dan mengenali keperkasaan dan hikmah-Nya. Dalam situasi seperti inilah kita memahami firman Allah berikut,

‘Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah, ‘Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.’’ (al-Isra’: 85)

Menurut ayat ini, kita dikaruniai pengetahuan terbatas yang memungkinkan kita mengenali Pencipta yang mengaruniai nikmat hidup. Pengetahuan yang terbatas tersebut memungkinkan kita untuk melihat Allah dan memahami keberadaan-Nya. Kemampuan-kemampuan tersebut membimbing kita kepada fakta yang logis, dimana harus ada satu Pencipta yang menciptakan alam semesta yang luar biasa seperti ini, dan memeliharanya dengan cara-cara yang sedemikian hebat.

Di dalam Islam, agama atau keyakinan tentang Allah harus dicapai dengan logika yang diberikan kepada manusia, sebagaimana firman Allah,

‘Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’ (ar-Rum: 30)

Pesan serupa terdapat dalam ayat,

‘Berkata rasul-rasul mereka: ‘Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?’ (Ibrahim: 10)

Sebagian orang mengklaim bahwa ilmu pengetahuan berpijak pada serangkaian eksperimen, sementara agama bukanlah ilmu pengetahuan karena ia berpijak pada keyakinan. Sesungguhnya itu adalah statemen yang tak benar karena tidak seorang pun sudah menguji atau melihat konstruksi dari atom-atom, Artikel alam semesta, magnet atau muatan listrik, komponen-komponen dari gelombang elektromagnetik, konsep-konsep fisika kuantum, dan lain-lain. Semua model tidak lebih dari sekedar asumsi-asumsi logis. Semua ilmu fisika kuantum atau mekanika tidak bergantung pada argumentasi-argumentasi yang teruji, melainkan berpijak pada postulat-postulat logis.

Sebagaimana tiga hukum dari empat hukum Thermodinamik dan Zeroth, dimana hukum kedua dan ketiganya merupakan argumentasi-argumentasi yang tidak teruji. Inti dari termodinamik bergantung pada hukum yang kedua, suatu hukum yang bergantung pada aksioma-aksioma logis atau penalaran logis dan membentuk dasar utama ilmu pengetahuan tersebut. Termodinamik merupakan salah satu ilmu pengetahuan rancang-bangun dasar untuk mengkarakterisasi energi dan mekanisme-mekanisme konversi energi. Salah satu hasil dari hukum yang kedua adalah apa yang disebut ‘Entropi’. Sifat seperti itu ditemukan melalui penalaran logis dan tidak bisa secara langsung diukur atau dirasakan.

Bagaimanapun, ia adalah kunci untuk setiap analisis energi. Tidak seorang pun boleh mengklaim bahwa entropi bukan suatu konsep yang ilmiah.

Dengan alasan yang sama, kita dapat melihat dasar agama. Keyakinan tentang Allah adalah suatu fakta yang dapat ditemukan dengan pemikiran logis. Keyakinan atau fakta tersebut mengarahkan kepada penjelasan-penjelasan logis bagi mereka yang sudah menemukan alam semesta yang tertib, menemukan evolusi-terkontrol, dan penemuan-penemuan lain. Banyak gejala atau mukjizat-mukjizat yang ditemukan di alam semesta itu tidak menemukan penjelasan yang masuk akal tanpa menyertakan keyakinan yang pasti tentang Allah.

Akhirnya, keimanan terhadap Allah adalah satu-satunya fakta yang menawarkan jawaban logis atas pertanyaan-pertanyaan logis yang diungkapkan al-Al-Qur’an berikut ini:

‘Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?’ (at-Thur: 35-37)

Di dalam ayat-ayat ini, Allah memandu kita kepada Hikmah-Nya dengan penalaran logis yang memberi jawaban tentang alam semesta secara ilmiah. Di dalam Islam, Ilmu pengetahuan dan agama itu serasi. Di dalam al-Qur’an Allah meminta kita untuk meneliti hikmah-Nya pada alam semesta. Allah berfirman kepada kita bahwa Kitab Nya al-Qur’an diturunkan dengan hikmah dan ilmu pengetahuan,

‘Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi al-Qur’an dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.’ (an-Naml:6)



Madu Lebah Obat Luka Akibat Diabetes di Amerika


Commission on Scientific Signs of Qur’an & Sunnah
Adalah lembaga pengkajian aspek Sains & teknologi dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Didirikan pada tahun 1987 di bawah suvervisi Rabithah Alam Islami di Makkah Al-Mukarromah. Penggagasnya adalah seorang ulama asal Yaman, Syekh Abdul Majid Zendani. Beliau adalah seorang ahli farmasi yang sangat menguasasi sains moderen, tafsir dan hadits. Sekarang dipimpin oleh Syekh Dr. Abdullah Al-Mushlih, seorang ulama Saudi Arabia.

***

Majalah Al-I’jaz Al-Ilmi No 30, Jumadil Akhir 1429

Seorang dokter wanita Amerika sampai kepada suatu kebenaran/kepastian yang disebutkan Al-Qur’an Al-Karim dan dijelaskan Rasul Saw lebih dari 14 abad silam. Kebenaran tersebut ialah bahwa di dalam madu lebah terdapat kandungan obat untuk manusia.

Pengobatan terhadap penyakit diabetes merupakan bagian manfaat medis yang luar biasa yang terkandung dalam madu lebah yang sudah menjadi rekomendasi dalam dunia kedokteran Islam. Yang baru dari penemuan tersebut ialah bahwa kalangan ilmuan Amerika merekomendasikan keharusan merujuk (mejadikan referensi) kepada warisan Islam terkait dengan pengobatan melalui madu lebah.

Pada tahun 2002, Catherina Hulbert, seorang warga Negara Amerika mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kakinya luka parah. Saat kecelakaan itu dia sudah menderita penyakit diabetes. Sebab itu, luka yang dideritanya tidak kunjung sembuh kendati sudah mengkonsusmsi berbagai obat dan anti biotic. Kondisi seperti itu dia alami selama delapan bulan.

Setelah melihat kondisi lukanya yang tak kunjung membaik, maka Dr Jennifer Eddy dari fakultas kedokteran Universitas Wisconsin menganjurkan untuk menggunakan madu lebah sebagai obat yang dioleskan di tempat luka. Setelah beberapa bulan melakukan pengabotan dengan madu lebah tersebut luka kaki Catherina Hulbert-pun sembuh total. Kasus tersebut menyebabkan Dr Jennifer Eddy memperoleh dukungan dari Akedemi Amerika Untuk Dokter Keluarga di wilayah Wisconsin untuk meneruskan kajiannya khusus pengobatan melalui madu lebah.

Dr Jennifer juga menjelaskan, sebelumnya dia juga pernah mengobati salah seorang pasien diabetes yang sedang menghadapi fonis amputasi setelah berbagai pengobatan yang dijalankan sang pasien mengalami kegagalan. Dr Jennifer juga menambahkan bahwa terbuktilah sudah di kalangan para ahli medis bahwa mengobati luka akibat diabetes dengan madu lebah memiliki manfaat yang banyak, khususnya bagi para pengidap penyakit diabetes di dunia saat ini jumlah mereka mencapai sekitar 200 juta orang. 15 % dari mereka mengalami sampai ke tingkat “tukak” (membusuk) sebagai akibat dari hilangnya rasa di kaki mereka.

Sedangkan persentase operasi amputasi bagi para penderita diabetes secara internasional diperkitakan terjadi setiap setengah menit satu kali. Adapun biaya operasi amputasi di Amerika saja mencapai USD 11 juta pertahun. Jennifer menambahkan, kasus Catherina Hulbert merupakan contoh nyata bagi para penderita diabetes yang mungkin diselamatkan dari kehilangan anggota tubuh mereka dengan biaya yang sangat ringan.

Seperti yang diketahui bahwa penderita diabetes mengalami penurunan kelancaran darah dalam pembulu darah mereka dan lemahnya tingkat imunitas terhadap berbagai penyakit. Ditambah lagi antibiotic yang diberikan untuk mengobati luka diabetes tidak bermanfaat disebabkan bakteri Staphylococcus Aurous akan membentuk perlawanannya sendiri. Sedangkan madu lebah menciptakan perlawanan terhadap bacteria dengan berbagai cara. Sebab itu dianggap sebagai pengabatan paling efektif bagi penyembuhan luka akibat diabetes.

Dalam madu lebah juga terdapat zat asam yang mudah berinteraksi dan tinkat kelembaban yang rendah sehingga menyebabkan madu lebah tersebut mudah membunuh bacteria. Di tambah lagi adanya enzim yang mengeluarkan acid hydrogen yang berfungsi membersihkan luka sehingga mudah membunh semua bacteria yang ada.

Akhirnya kita tutup dengan ungkapan : Sesungguhnhya pengobatan dengan madu lebah telah menjadi masalah yang sangat menarik perhatian para ilmuan di bidang kesehatan secara mendunia, khususnya pusat-pusat yang memerangi berbagai penyakit dan organisasi-organisasi kesehatan intrnasional di tengah meningkatnya macam-macan bacteria yang mampu melawan obat-obat antibiotic lainnya.

Dr Jennifer juga menekankan keharusan mendahulukan pengobatan dengan madu karena pembusukan (tukak) akibat diabetes bukan perkara mudah. Sungguh benarlah firman Allah dalam Al-Qur’an suat Annah : 68 – 69 :

وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (68) ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (69)
Dan Tuhan Penciptamu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia".(68) Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS Annahl : 68 – 69)

Selamat mencoba……



Pengaruh Doa Terhadap Kesembuhan

Setiap kita mengunjungi orang sakit, kita selalu mendoakannya agar diberi Allah kesembuhan. Namun, sejauh mana keyakinan kita terhadap pengaruh do’a yang kita ucapkan tersebut terhadap kesembuhan orang yang kita kunjungi tadi? Jangan-jangan kita mengucapkannya hanya sekedar kebiasaan; dengan kata lain sebatas diucapkan dengan lisan, tanpa diiringi keyakinan bahwa doa’ tersebut merupakan salah satau metode pengobatan yang diajarkan Rasululullah Saw kepada umatnya.

Lantas, apa pengaruh do’a terhadap kesembuhan? Inilah yang dipelajari Dr. Dhiyak Al-Haj Husen, seorang pakar kesehatan bidang rematik di Ingris, anggota Asosiasi Pengonatan Sakit Punggung dan Akupuntur Ingris dan juga anggota Asosiasi Pengobatan Sakit Punggung Dengan Laser di Amerika.

Dalam sebuah eksperimen yang dilakukannya menggabungkan metode pengobatan moderen dengan metode Nabi (Thibbunnabawi) dengan tujuan mengetahui dengan pasti sejauh mana efektifitas Laser yang dibarengi dengan do’a dalam mengobati penyakit punggung / tulang belakang yang diderita para pasiennya.

Dr Dhiyak menjelaskan bahwa penyakit bagain belakang / punggung adalah yang paling banyak diderita manusia saat ini setelah rematik, berdasarkan kunjungan para penderita ke dokter. Dalam berbagai penelitian dijelaskan bahwa hamper 80 % penghuni bumi saat ini pernah menderita sakit di bagian bawah punggung semasa hidup mereka.

Melihat adanya efek samping dari obat-obat dan konsentrasi para pakar kesehatan hanya terhadap aspek fisik tanpa peduli terhadap aspek rohani maka muncul berbagai tawaran untuk menggunakan pengobatan komprehensif (penyempurna) seperti kemoterapi, akupuntur, laser dan pengobatan fisik-psiskis seperti meditasi (merenung) dan doa untuk kesmebuhan.

Berdasarkan pemikiran tersebut saya menggabungkan antara metode pengobatan moderen dengan pengoatan Nabi (Thibbunnabawi) dalam penelitian / eksperimen yang saya lakukan. Hal tersbeut saya lakukan untuk mengetahui secara pasti efektifitas Laser dengan do’a dalam mengobati sakit punggung yang diderita para pasien.

Saya menerapkan metode tersebut kepada 40 pasien yang umur mereka berkisar antara 30 sampai 65 tahun. Semua mereka adalah penderita penyakit punggung lebih dari tiga bulan. Para pasien tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama dengan menggunakan sinar laser ringan saja di tempat-tempat / titik-titik akupuntur sebanyak 40 titik di semua tubuh mereka. Kelompok kedua dengan melakukan hal yang sama, namun ditambah dengan do’a yang diajarkan Rasul Saw :

أسأل الله العظيم رب العرش العظيم أن يشفيك

“Aku memohon pada Allah yang Maha Agung, Tuhan Pencipta singgasan yang agung agar berkenan menyembuhkanmu”

Do’a tersebut saya baca sebanyak tujuh kali setiap titik akupuntur saat menngunakan laser, tanpa didengar dan diketahui oleh sang pasien bahwa saya menggunakan do’a agar terhindar dari mispresepsi.

Penilaian tingkat rasa sakit dan sejauh mana kemampuan pasien untuk membungkuk (ruku’) diakukan langsung setelah selesai terapi, kemudian setelah 4 pekan, 8 pekan, 12 pekan dan setelah 6 bulan.

Hasilnya sangat mengagumkan. Kelompok dengan menggunakan do’a ternyata sudah mengalami proses kesembuhan secera signifikan sejak selesai terapi dan terus meningkat kesembuhannya sampai setelah enam bulan berikutnya. Sedangkan yang tidak menggunakan do’a hanya megalami sedikit perubahan sejak selesai terapi dan setelah beberapa pekan saja. Setelah dua bulan rasa sakit datang kembali.

Subahanallah…

Sebuah hasil penelitian seorang pakar yang sangat mengagumkan dan dapat dipercaya kebenarannya. Sebab itu, Lembaga Saintifik dalam Qur’an dan Sunnah (Commission on Scientific Signs of Qur’an & Sunnah) mengajak untuk memperbanyak do’a saat Anda menghadapi sakit, apakah yang sakit itu istri/suami, anak-anak, karib kerabat dan siapa saja yang Anda kunjungi. Dengan penuh keyakinan do’a Anda dikabulkan Allah. Anda pasti akan menyaksikan hasilnya dengan izin Allah.

Separah apapun penyakit yang diderita, maka jangan sekali-kali berputus asa akan rahmat Allah. Kewajiban kita meminta kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan Pencipta singgasana yang agung agar berkenan menyembuhkan penyakit kita.. Amin..
(Majalah Al-I’jaz Al-Ilmi No 30, Jumadil Akhir 1429)




Iman adalah Obat Jiwa dan Fisik

Setiap Nabi dan Rasul Allah memiliki mujkjizat yang mengunguli perlawanan masyarakat di zamanya. Nabi Nuh memiliki, misalnya, mukjizat teknologi kapal yang mengungguli kemampuan umatnya yang membangkang padanya kendati sudah berdakwah kepada mereka selama 950 tahun. Nabi Yusuf memiliki mukjizat mimpi yang mampu mermal apa yang akan tetjadi dan kemampuan manajemen pemerintahan luar bisaa dalam kondisi negeri Mesir dilanda krisis ekonomi bekepanjangan. Nabi Musa memiliki mukjizat tongkat yang bias memakan ular-ular tukang sihir dan membelah lau mereah yang menjadi sebab tenggelamnya Fir’aun dan bala tentaranya. Nabi Isa juga memiliki keahlian ilmu kesehatan yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit kronis yang mengancam umatnya yang pembangkang.

Demikianlah para Nabi dan Rasul, Allah berikan kepada mereka mukjizat seuai dengan perkembangan masyarakat yang mereka hadapi. Lalu, bagaimana dengan Nabi Muhamamd Saw. sebagai Rasul Allah terakhir diutus di akhir zaman ini? Jawabannya Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw adalah mukjizat akhir zaman yang mampu mengungguli perkembangan hidup akhir akhir zaman, khususny adalam bidang ilmju pengetahuan dan teknologi.

Buktinya, kendati Al-Qur’an diturunkan lebih dari 14 abad yang lalu di mana di masa itu sama sekali belum mengalami perkembangan berbagai sarana hidup seperti saat ini, namun ternyata Al-Qur’an dan Sunnah (Hadits-Hadits) Rasul Saw. telag bicara dengan lantang, dan sebagiannya dengan sangat rinci. Sunhguh keduanya adalah mukjizat yang mampu mengalahkan kepandaian masnusia dalam bidang ilmu pengetahuan sebagaimana yang akan kita saksikan dalam rubric Mukjizat Al-Qur’an dan Sunnah ini.

Sebuah lembaga pengkajian aspek sains dan teknologi yang tekandung dalam Al-Qur;an dan Sunnahpun didirikan pada tahun 1987 di bawah suvervisi Rabithah Alam Islami di Mekkah Al-Mukarromah. Penggagasnya adlah seorang ulama asal Yaman bernama Syeh Abdul Majid Azendani. Beluah adalah seorang ahli farmasi yang sangat mebuasai sains moderen dan juga tafsir dan hadits.

Sejak lembaga tersebut berdiri, sudah diadakan lebih dari 10 kali seminar internasional terkait kajian aspek sains dalam Al-Qur’an dan Sunnah di berbagai Negara, termasuk di Inidenisia, tepatnya di kota Bandung tahun 1994 seminar internasionalnya yang ke enam yang dihadiri tak kurang dari 600 ilmuan dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Yang menarik adalah mereka bukan hanya Muslim, akan tetapi juga terdapat ilmuan-ilmuan non Muslim.

Sejak lemabaga tersebut berdiri, sudah puluhan dan bahkan ratusan ilmuan dunia, baik dari barat maupun timur yang masuk Islam, karena memahami bahwa Al-Qur’an dan Sunnah benar-benar muknjizat akhir zaman. Al-Qur’an dan Sunnah jauh lebih unggul dari hasil pemikiran manusia moderen, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan moderen, kendati ditiurunkan lebih 14 abad sialm.

Dalam rubrik Mukjizat Al-Qur’an dan Sunnah ini, kami akan menyajikan makalah atau tulisan-tulisan ilmiyah para scientist yang sudah lolos pengujuan baik dari segi pandangan Islam maupun dari sisi ilmiahnya. Tulisan-tulisan tersbut jiga dapat diakses melau web resmi lembaga tersebut dalam bahasa Arab, inggris dan berbagai bahasa lain.

Untuk tulisan pertama, kami menemukan karya ilmiyah yang sangat mengagumkan dengan judul: Iman adalah Obat Jiwa dan Fisik. Selamat menikmati.

Iman adalah Obat Jiwa dan Fisik

Dr. Mohamad Daudah
Commission on Scientific Signs of Qur'an & Sunnah
Rabithah Alam Islami (nooran.org)
Diterjemnahkan & diringkas oleh: Fathuddin Ja’far

Sebelum revolusi sains dan teknologi dan munculnya berbagai peralatan canggih, manusia belum dapat memahami secara pasti mekanisme dan fungsi akal yang membedakan manusia dengan hewan dan pembatasan tempatnya pada otak. Perlahan-lahan tempat-temapt yang terkait dengan indera, bicara dan gerak ditemukan. Penemuan mutakhir yang amat mengagumkan ialah diketahuninya sentra di otak yang aktif disebabkan keimanan dan ibadah yang berfungsi untuk menyeimbangkan peran kejiwaan dan fisik. Hal tersebut menetapakan prinsip penciptaan bahwa iman adalah fitrah yang tertanam dalam jiwa manusia. Jiwa yang khusyuk akan mempengaruhi kesehatan jiwa dan fisik.

Peneltian-penelitian ilmiah akhir-akhir ini telah mengagetkan kita bahwa iman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya merupakan dorongan fitrah yang memiliki mekanisme dan berpusat di otak manusia. Bila seseorang tidak piawai dalam mengoperasikannya maka ia telah dengan sengaja untuk tidak berbeda dengan hewan yang mengakibatkan kehilangan keseimbangan jiwa dan fisik. Yang amat mengagumkan lagi ialah bahwa pengoperasian mekanisme tersebut sesuai dengan arahan-arahan agama yang mencerminkan gambaran yang amat sempurna, konprehensif dan bersih, sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an Al-Karim sebagai manhajul hayah (konsep hidup). Bukan hanya itu, akhir-kahir ini, dalam Al-Qur’an juga ditemukan berbagai fakta ilmiyah lainnya yang sangat menambah kekuatan ikan kita.

Para ahli jiwa amat concern meneliti kaitan antara fisik dan psikis manusia dan pengaruh masing-masing di antara kediuanya. Akhirnya diketahuilah bahwa penyakit fisik memungkinkan terjadinya tekanan jiwa atau kemungkina berakar dari masalah kejiwaan (psikis). Lalu lahir sebuah cabang ilmu jiwa dengan nama Psychosomatic.

Dr. Badar Al-Anshori menjelaskan sebagian peneliti memastikan bahwa pessimism (pesimis) menambah kemungkinan besarnya manusia ditimpa penyakit fisik seperti kangker sebagaimana pesimis juga erat kaitannya dengan berbagai goncangan jiwa seperti stress, putus asa dan depresi.

Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penderita penyakit kangker menjelaskan adanya hubungan positif antara pesimis dan kecepatan penyebaran penyakit kangker tersebut. Perasaan putus asa juga menyebabkan cepatnya penyebaran penyakit kangker. Sebaliknya, iman dan ridha terhadap keputusan Allah menyebakan terjadinya self teratment (pengobatan mandiri) dalam sebagian kasus kesembuhan kangker.

Sebagai berita gembiranya ialah ditemukannya sebuah pusat di otank yang aktif melakukan renungan (meditation) yang disertai ibadah dan mengembalikan fungsi fisik dasar kepada kondisi istirahat (state rest) yang mendukung fitrah keimanan dan pengaruh fisiknya.

Gambar sebuah aktivitas pada otak sebelum (sebelah kiri pembaca) dan sesudah (sebelah kanan pembaca) berfikir, khusyuk dan merenung, terdapat sebuah lubang/pusat pada baseline (sebelah kanan) yang akktif dengan berfikir, khuyuk dan merenung, dibandingkan dengan kondisi biasa (sebelah kiri)

Kesimpulan penelitian ilmiah yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2001 dari hasil penggunaan teknologi baru scanning terhadap otak yang dilakukan oleh sebuah team ilmiah yang dipimpin DR. Andrew Newberg, professor Radiology pada fakultas kedokteran Universitas Philadelphia, USA ialah : Kepercayaan kepada Allah adalah desain dasar (design in built) yang sudah ada dalam otak. Sebab itu, tidak mungkin seseorang dapat terlepas darinya kecuali dengan pura-pura buta terhadap fitrah yang lurus yang menjadikan manusia terdorong untuk beragama sepanjang sejarah.

Pengingkaram terhadap kecenderungan keimanan tersebut berarti mengabaikan kekuatan/kemampuan yang dahsyat yang berkembang sehingga memungkinkan seseorang mengenal kekuasaan Allah dengan berfikir dan meneliti ciptaan-Nya. Menurut Prof. Andrew Newberg, bahwa manusia dapat dikatakan diarahkan oleh satu kekuatan terhadap agama (religion for wired-hard). Sebabliknya, penelitian ilmiah sama sekali tidak mungkin menceritakan kepada kita secara langsung akan Dzat Allah… Akan tetapi ia dapat menceritakan kepada kita bagaimana Dia (Allah) mencipatakan manusia agar mereka mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya.

Penelitian Ilmiah juga dapat menceritakan kepada kita bahwa beribadah kepada Allah adalah tugas, sedangkan beriman kepada-Nya adalah tuntutan alamiiah sama halnya dengan makan dan minum. Otak manusia bukan hanya sebuah alat sebagai chip yang bertugas untuk beriman kepada Allah. Akan tetapi ia juga disiapkan untuk melaksanakan tugas ibadah untuk menjaga keselamatan jiwa dan fisik (physicist and physic) dengan arahan-arahan praktek aktif melalui sistematika saraf dan hormone yang saling terikat.

Dengan demikian, keyakinan kita akan keberadaan dan kekuasaaan Allah semakin bertambah. Jika tidak, untuk apa gunanya kekuatan/kemampuan dahsyat yang diberikan kepada manusia yang membedakan antara mereka dengan semua makhluk hidup di muka bumi? Sebab itu, iman kepada Allah dalam penelitian-penelitian ilmiah moderen bukanlah seperti filsafat dan khayalan masyarakat sebagaimana yang didengung-dengunkan oleh kalangan atheist (kaum darwinis evolutionist dan komunis) yang tidakaada sandaran ilmiahnya pada awal abad 20. Dugaan mereka telah nyata kegagalannya di mana mereka menduga bahwa manusialah yang menciptakan agama merke sendiri, khususnya setelah ditemukannya fakta ilmiah di atas bwa manusia telah Allah ciptakan beragama secara alami dan memberi mereka kekuatan/ kemampuan untuk mengenal dan beribadah kepada-Nya.

Sebagaimana seseorang akan bersih jiak ia rutin berudhuk (bersuci dari hadas kecil), kendatipun ia bukan muslim. Demikian pula ia akan meraih kebaikan jika ia praktekkan prilaku-prilaku ibadah seperti berfikir, khusyuk dan merenung, karena ia mengoperasikan pusat-puast yang mirip dengan pusat-pusat keimanan dalam otak yang bekerja untuk rileksasi dan terlepas dari perasaan-perasaan negative seperti ketakutan, kegelisahan, dan stress. Saat itulah seseorang berpindah dari kondisi keterasingan dan kesendirian kepada kondisi rileks dan tenang, kendatipun ia tidak mendapatkan jatah akhirat (karena tidak beriman kepada Allah).

Antara Manusia, Malaikat, Hewan, dan Iblis

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lain, bahkan malaikat sekalipun. Sedangkan Iblis adalah makhluk Allah yang paling hina, karena oriantasi hidupnya terfokus pada kerusakan dan penyesatan manusia dari jalan yang lurus. Kemuliaan malaikat adalah karena tidak putus-putusnya bertasbih dan memuji kebesaran Tuhan Pencipta. Bahkan setiap saat siap menjalankan perintah dan aturan-Nya. Lain lagi dengan hewan. Hewan adalah makhluk yang tidak punya akal dan perasaan seperti manusia. Desain dan struktur tubuhnya sangat jauh berbeda dibandingkan dengan tubuh manusia. Akan tetapi memiliki nafsu atau syahwat makan dan biologis seperti manusia. Karena syahwat hewaninya yang mendominasi dan menggerakkan kehidupan, maka setiap saat hidup hewan hanya untuk memenuhi syahwat makan dan syahwat biologis. Sebab itu, hewan tidak Allah pilih menjadi Khalifah-Nya di atas bumi.

Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah berkehendak menjadikan Adam sebagai Khalifah-Nya di atas muka bumi dengan misi ibadah kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah-Nya di bumi itu berdasarkan ilmu dan perencanaan yang sangat matang. Sebab itu, ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya: “Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 30)

Kemuliaan tersebut bukan karena subyektivitas Tuhan Pencipta yang Maha Kuasa atas segala makhluk-Nya. Melainkan berdasarkan standar ilmiah terkait dengan rancangan penciptaan yang sangat sempurna baik fisik maupun yang non fisik seperti akal dan qalb (hati), tanpa kenghilangan syahwat dan nafsu hewaninya. Dengan demikian, manusia dianugerahkan berbagai kelebihan. Kelebihan-kelebihan tersebut tidak diberikan Allah kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula menyebabkan mereka memperoleh kemualiaan-Nya. Allah menjelaskannya:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا (سورة الإسراء)

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S. Al-Isra’ (17):70)

Namun demikian, kemuliaan manusia erat kaitannya dengan komitmen mereka menjaga kelebihan-kelebihan tersebut dengan cara menggunakannya secara optimal dan seimbang sesuai dengan sistem yang telah dirancang Tuhan Pencipta mereka. Untuk mengetahui secara jelas apa saja kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lain, khususnya malaikat, hewan dan Iblis dapat kita lihat seperti tabel A berikut :


Tabel A : Perbandingan Antara Manusia, Malaikat, Jin dan Hewan
NO MAKHLUK ALLAH DIMENSI DIRI MISI VISI
1 Manusia Fisik amat sempurna, ditambah dimensi Spiritual, Emotional, Intellectual dan Syahwat ibadah kepada Tuhan Pencipta dengan pilihan Khalifah (Wakil)
Allah

2 Malaikat Fisik tidak nyata (halus) dan ditmbah akal ibadah kepada Tuhan Pencipta secara sukarela Prajurit Allah
3 Jin Fisik tidak tidak nyata (halus), ditambah akal dan syahwat ibadah kepada Tuhan Pencipta
dengan pilihan

O
4 Hewan Fisik, nafsu & naluri
(insting) Beribadah kepada Tuhan Pencipta berdasarkan insting
O
5 Iblis/ Setan Fisik tidak nyata (halus) ditambah akal & nafsu Menyesatkan manusia dengan pilihan
O

Tabel B : Perbandingan Manusia Yang Tidak Menjalankan Misi dan Visi Hidup
NO MAKHLUK ALLAH DIMENSI DIRI MISI VISI
1 Malaikat Fisik tidak nyata (halus) dan Akal Ibadah kepada Tuhan Pencipta secara sukarela Prajurit Allah
2 Hewan Fisik, naluri dan nafsu Beribadah kepada Tuhan Pencipta berdasarkan insting
O
3 Iblis/ Setan Fisik tidak tidak nyata (halus), akal & nafsu Menyesatkan manusia dengan pilihan
O
4 Jin Fisik tidak tidak nyata (halus), akal dan syahwat Beribadah kepada Tuhan Pencipta dengan pilihan
O
4 Manusia Fisik & Nafsu Mengikuti hawa nafsu Biang kerusakan di muka bumi

Dari Tabel A di atas dapat kita lihat, bahwa manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka memanfaatkan secara optimal tiga keistimewaan / kelebihan yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emotional dan Intellectual dalam diri mereka sesuai misi dan visi penciptaan mereka. Namun, apabila terjadi penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang dan Iblis bilamana mereka kehilangan kontrol atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki. Penyimpangan misi dan visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh di mata Tuhan Pencipta dan di dunia, pola hidup mereka lebih buruk dari pada binatang dan Iblis, seperti yang tergambar pada Tabel B di atas. Allah menjelaskan dalam firman-Nya :

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai.” (Q.S. Al-A’raf (7) : 179)

Life Management...

Manajemen Informasi:

6 Realitas Kehidupan

Bagaimana pikiran, perasaan dan sikap Anda ketika membaca dan merenungkan satu demi satu firman Allah di atas? Pasti ilmu dan wawasan Anda bertambah luas. Keyakinan Anda akan Kebesaran dan Kekuasaan Allah semakin meningkat dan mendalam. Jalan yang dipilih untuk mengekspresikan keinginan-keinginan dalam hidup Anda sudah terang dan jelas. Begitu pula tentang misi dan visi hidup Anda di dunia sangat terang. Tantangan-tantangan dalam meniti jalan tersebut juga sudah nampak nyata, yaitu hawa nafsu dan sifat kesombongan yang ada dalam diri sehingga dengan mudah meninggalkan kebenaran yang datang dari Tuhan Pencipta. Hawa nafsu dan kesombongan itu pula yang dimanfaatkan setan untuk menjerumuskan Anda ke dalam jurang prilaku, kebiasaan dan kultur yang tidak baik atau amoral (munkar). Lalu Anda lupa diri, lupa Pencipta dan lupa berbagai bentuk kebaikan karena hidup Anda sudah dikendalikan hawa nafsu dan setan serta diselimuti oleh pakaian kesombongan. Padahal “kesombongan itu pakaian-Ku. Siapa yang memakainya Aku akan tindak dia dengan tidakan yang keras”, kata Tuhan Pencipta (Hadist Qudsi)

Namun demikian, jika Anda berhasil mengendalikan hawa nafsu dan menutup pintu setan agar ia tidak bisa menggoda dan merayu Anda melalui pintu hati, telinga dan mata seperti yang dijelaskan pada SEI MECHANISM dalam buku ini, maka Anda dipastikan akan meraih kesuksesan pada Fase Kehidupan Dunia ini dan juga fase-fase berikutnya. Anda pasti mencapai peringkat The Great Success atau Kesuksesan Tanpa Batas. Tapi jika Anda lemah menghadapi hawa nafsu yang ada dalam diri dan tidak berdaya mengahadapi bujuk rayu setan sehingga kesombongan yang menjadi pakaian hidup Anda semasa di dunia ini, maka Anda akan gagal di dunia dan akan lebih gagal lagi pada fase-fase perjalanan Wisata Abadi berikutnya. Sungguh sangat mengerikan. Semoga Allah menyelamatkan kita semua….

Untuk membantu dan memudahkan kita memahami, mencerna dan menghayati beberapa firman Allah di atas, mari kita ingat dan renungkan enam realitas kehidupan yang kita jalani dalam fase ini ; Fase Setelah Lahir :

1. Kita lahir ke duinia ini dalam keadaan tunduk pada sistem penciptaan yang dirumuskan Tuhan Pencipta dan melalui proses panjang. Untuk lahir ke dunia ini kita harus melewati lima fase kehidupan seperti yang dijelaskan sebelumnya. Sebab itu, jangan sampai setelah besar dan dewasa kita menyombongkan diri pada Pencipta, seperti Iblis, alias tidak mau tunduk dan patuh pada sistem yang Allah rancang, dimana sistem itu adalah natural (sesuai fitrah) dan amat cocok untuk kehidupan kita di dunia ini.

2. Kita lahir ke atas bumi ini murni 100 % atas Kehendak, Rahmat (kasih sayang) dan Nikmat Allah semata. Tidak ada manusia atau makhluk apapun yang berperan bagi penciptaan kita. Sebab itu, jangan sampai setelah dewasa kita kufur (mengingkari) Kehendak, Rahmat dan Nikmat Tuhan Pencipta itu sehingga tidak mau mensyukuri nikmat dan rahmat-Nya yang amat besar itu. Perjalalan wisata kita berikutnya dalam kehidupan di dunia ini juga tidak akan terlepas dari curahan rahmat dan nikma-Nya.

3. Kita lahir ke dunia ini dalam keadaan miskin harta. Tidak ada satupun manusia yang lahir kecuali dalam keadaan telanjang. Sebab itu, jangan sampai setelah dewasa kita diperbudak harta benda yang fungsinya tidak lebih dari fasilitas penunjang kehidupan kita di dunia menuju kehidupan hakiki dan abadi, yakni Akhirat.

4. Kita lahir ke dunia ini dalam keadaan bodoh alias tidak berilmu. Tidak ada manusia yang lahir ke dunia ini mampu berbicara, kecuali Nabi Isa ‘alaihissalam, apalagi bergelar sarjana. Karena itu, jangan sampai ilmu yang kita peroleh semasa dewasa menyebabkan kita jauh dari Tuhan Pencipta, apalagi ingkar kepada aturan main yang diciptakan-Nya atau mencoba membuat tandingan ilmu-Nya dalam mengatur prilaku kita di dunia ini.

5. Kita lahir ke dunia ini dalam keadaan lemah, tidak berdaya, bahkan miring ke keri dan ke kanan saja tidak bisa, apalagi duduk dan berlari kencang. Tidak ada manusia lahir ke dunia ini dalam keadaan gagah perkasa. Sebab itu, jangan sampai setelah dewasa kita gunakan kekuatan harta, kedudukan, pangkat, jabatan, kelompok, partai dan sebagainya untuk menjajah dan menzalimi manusia lain dan membuat kerusakan di atas muka bumi.

6. Kita lahir ke dunia ini, di tempat ini, pada hari dan tanggal itu, melalui perantara kedua orang tua tertentu yang berasal dari suku tertentu atau bangsa tertentu, bukan atas pilihan kita sendiri. Akan tetapi, murni berdasarkan kehendak dan skenario Tuhan Pencipta. Sebab itu jangan sampai setelah dewasa kita lupa akan misi dan visi penciptaan kita yang amat mulia yang telah Allah tetapkan untuk kita. Dengan misi dan visi itu pula yang membuat kita terangkat derajatnya di atas muka bumi ini, bukan karena harta, pangkat, jabatan, suku, bangsa, keturunan, tanah air dan sebagainya.




I. PERIODE KEMATIAN PERTAMA


۞ كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (28) (سورة البقرة

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu sebelumnya mati (tidak ada), lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, dan kemudian Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.
(Q.S. Al-Baqarah (2) : 28)

Periode Kematian Pertama ini terdiri dari tiga fase :

  1. FASE ZERO (NOL)
  2. FASE RAW MATERIAL (BAHAN BAKU)
  3. FASE SPERMA & OVUM

FASE ZERO

Banyak pertanyaan seputar kehidupan yang menggoda pikiran kita. Setiap yang menggunakan akalnya pasti mengalami pengalaman Spiritual, Emotional dan Intellectual. Kalau kita cermati pasti menarik untuk ditelusuri.

Pernahkah Anda mengalami kegelisahan dalam hidup ini? Jika Anda gelisah bukan karena menghadapai kesulitan hidup, itu adalah pertanda Anda sedang mengalami gejolak Spiritual, Emotional dan Intellectual. Apalagi jika Anda seorang yang berpendidikan, pengusaha sukses, politisi kawakan, profesional yang karirnya sedang menanjak atau sedang berada di atas puncaknya, atau artis yang sedang naik daun yang sedang menuai berbagai kesenangan dunia, namun masih tetap gelisah yang tidak jelas jetrungannya. Ingatlah! Anda sedang menghadapi percaturan batin antara tarikan kebenaran dan kebathilan, antara dorongan fitrah insani dengan syahwat hewani. Kegelisahan Anda sesungguhnya bermula dari berbagai pertanyaan tentang fenomena kehidupan manusia yang sangat misterius, termasuk tentang asal usul manusia yang belum terjawab secara pasti dan memuaskan dalam diri Anda.

Sesungguhnya banyak sekali pertanyaan terkait dengan fenomena kehidupan dunia ini yang sering membuat kita tergoda mencari jawabannya. Di antaranya ialah: Dari mana asal usul manusia? Bagaimana proses pengembangbiakannya? Bagaimana pula mekanisme penyebaran manusia di atas muka bumi yang mendiami lima benua ini? Dari kapan manusia mendiami bumi ini? Apakah keberadaan manusia di atas bumi ini akan punah suatu ketika, atau kekal abadi? Sebelum berada dalam rahim ibu mereka, manusia ada di mana? Kenapa manusia mudah tinggal dan hidup di bumi? Siapa yang merancang dan menyiapkan berbagai fasilitas kehidupan manusia yang mayoritasnya diperoleh secara gratis dan otomatis, seperti oksigen, cahaya mata hari, udara, bumi, energi laut dan sebagainya? Di tengah melimpahnya fasilitas hidup manusia di duni ini, kenapa hanya sebagian saja yang harus diperoleh dengan ikhtiar (usaha) seperti memproses bahan bakar (energi), hasil bumi, hasil laut, pertanian dan sebagainya, yang bahan bakunya sebenarnya sudah ada sejak lama dan atau mengalami pembaharuan secara otomatis?

Pertanyaan-pertanyaan lain yang tak kalah menariknya ialah : Apakah kemunculan manusia ke dunia ini terjadi begitu saja, atau berada dalam sebuah perencanaan yang matang dan sistematis? Jika kehadiran manusia ke dunia ini terjadi begitu saja, kenapa proses kehadirannya sama dan dengan sistem yang baku atau tetap? Jika manusia hadir ke dunia ini dengan sistem yang baku, siapa yang menciptakan sistem itu? Atau, manusia itu bermula dari sebuah rekayasa penciptaan yang sangat ajaib dan kemudian berkembang melalui sistem yang sangat ajaib dan baku pula? Jika demikian halnya, apa misi dan visi penciptaannya di atas muka bumi ini?

Sebenarnya, pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan hanya menggoda pikiran Anda, melainkan semua manusia yang berfikir yang hidup di dunia ini. Seandainya pertanyaan-pertanyaan tersebut ditanyakan kepada manusia dari berbagai suku, bangsa dan agama, kemungkinan besar mereka akan menjawabnya dengan jawaban yang berbeda-beda, berdasarkan tingkatan ilmu dan keyakinan mereka terhadap Tuhan Pencipta. Lain halnya jika pertanyaannya seputar keberadaan manusia satu bulan, dua bulan, tiga bulan, empat bulan, lima bulan, enam bulan, tujuh bulan atau delapan bulan sebelum lahir ke dunia, tentu jawaban mereka dipastikan akan sama, yakni dalam masa-masa itu manusia berada dalam kandungan ibu mereka masing-masing.

Masih banyak lagi pertanyaan yang lain terkait dengan fenomena kehidupan dan kehadiran manusia di atas muka bumi ini. Namun, dari sekian banyak pertanyaan itu, satupun tidak terjawab dengan pasti dan ilmiyah jika kita hanya mengandalkan akal dan ilmu kita yang amat terbatas. Bahkan jawabannya bisa menjadi jauh dari kebenaran, seperti yang dialami Charles Darwin dan orang yang se mazhab dengannya. Apalagi jika menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya menggunakan perkiraan atau asumsi, maka jawabannya akan membingungkan dan jauh dari kebenaran.

Lihatlah!!! Bagaimana dengan orang yang memikiki kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual? Sungguh fantastik. Ia menemukan jawabannya melalui informasi akurat dan sangat teliti. Dari mana? Dari Tuhan Pencipta manusia itu sendiri yakni Allah yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Dia jelaskan semuanya melalui kitab suci terakhir-Nya yang bernama Al-Qur’an dan Rasul terakhir-Nya Muhammad Saw. Ajaibnya, jawabannyapun menjadi pasti dan mudah dimengerti sehingga dengan mudah pula menghilangkan kebingungannya tentang fenomena kehidupan di dunia dan keberadaan manusia di atas bumi ini.

Mari sama-sama kita renungkan firman Allah, Tuhan Pencipta, berikut ini :

1. Tentang keberadaan manusia sebelum muncul ke atas bumi.

أَوَلا يَذْكُرُ الإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْئًا (67)

Dan mengapa manusia itu tidak memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali (ZERO). (Q. S. Maryam (19) : 67)

2. Tentang rencana Tuhan Pencipta menciptakan manusia dari bahan baku yang bernama tanah.

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ (71)

(Ingatlah) ketika Tuhan Penciptamu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".
(Q.S. Shad (38) : 71)

3. Tentang Rencana Tuhan Pencipta menjadikan manusia khalifah-Nya di atas muka bumi.

(30) وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً.....

Dan Ingatlah ketika Tuhan Penciptamu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (Q.S. Al-Baqarah (2) : 30)

4. Tentang misi hidup manusia dan jin yang ditetapkan Tuhan Pencipta.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (56)

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzariyat (51) : 56)

5. Tentang sejarah manusia pertama, manusia kedua dan proses pengembangbiakan manusia di atas bumi.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (1)

Hai sekalian manusia, Bertaqwalah kepada Tuhan Penciptamu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan darinya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan Bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisa’ (4) : 1)

6. Tentang keistimewaan penciptaan Nabi Isa yang mirip keistimewaan penciptaan Nabi Adam.

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (59)

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (Q.S. Ali Imran (3) : 59)

7. Tentang manusia diciptakan Tuhan Pencipta berpasang-psangan dan memiliki anak keturunan serta diberi-Nya mereka rezeki dari yang baik-baik.

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ (72 )

Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?" (Q.S. An-Nahl (16) : 72)

8. Tentang hakikat Tuhan Pencipta langit dan bumi dan semua yang ada di alam ini. Dia adalah Maha Kuasa dan Maha Kaya yang tidak membutuhkan istri dan anak.

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (101) ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لا إِلَهَ إِلا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (102)

Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.(101) (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan Pencipta kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (102) (Q.S. Al-An’am (6) : 101 – 102)

Tadzkirah

Sebelum manusia berada di atas muka bumi ini, mereka belum jadi apa-apa (Zero).

1. Fakta dan penemuan ilmiyah membuktikan bahwa manusia hadir ke dunia ini melalui mekanisme penciptaan yang sangat sistematik dan unik, bukan karena proses alami seperti yang diyakini para penganut darwinisme. Dimulai dengan penciptaan Adam sebagai manusia pertama, kemudian Hawa sebagai istrinya dan dari keduanya perkembangbiakan terjadi sampai hari ini dan sampai Kiamat nanti.

2. Manusia hadir ke atas muka bumi ini atas dasar kehendak Pencipta mereka dengan misi dan visi yang telah ditentukan-Nya, yakni ibadah kepada-Nya dan menjadi khalifah-Nya.



2. FASE RAW MATERIAL (BAHAN BAKU)

Pertanyaan-pertanyaan lain yang muncul terkait dengan keberadaan manusia di atas muka bumi ini ialah : Bagaiamana cara terciptanya Adam sebagai manusia pertama? Apakah ia terbentuk dari pertikel-pertikal kimiawi yang terproses seecara evolusi dengan sendirinya, kemudian berkembang menjadi manusia seperti yang diyakini Charles Darwin? Kalau demikian halnya, dari mana pula asal usul pertikel-pertikel kimiawi itu? Siapa yang menciptakan dan membuatnya bergerak? Kenapa pembentukan itu hanya terjadi pada awal terciptanya manusia? Kenapa tidak terulang lagi sehingga kita bisa menyaksikan proses evolusi itu sekarang? Bagaimana proses penciptaan manusia secara umum? Apa raw material penciptaan mereka?

Pertanyaan-pertanyaan kritis tersebut mengalir begitu saja dalam benak kita tanpa ada yang mampu menyetopnya. Karena kita sudah memperoleh jawaban yang pasti dan memuaskan atas sejumlah pertanyaan sebelumnya melalui Al-Qur’an dan Hadits Rasul Saw, maka mari kita lakukan hal yang sama. Sangat mengagumkan… Dari kitab Al-Qur’an dan Hadits tersebut kita kembali menemukan jawabannya begitu mudah, pasti dan ilmiyah sebagaimana dalam uraian berikut :

Setelah kita telusuri ayat demi ayat Al-Qur’an dan Hadits Rasul Saw, ternyata ada empat model penciptaan manusia :

1. Penciptaan Adam sebagai manusia pertama yang berasal dari tanah, tanpa melalui media laki-laki dan wanita (ibu dan ayah).

2. Penciptaan Hawa sebagai manusia kedua yang berasal dari tanah, namun melaui media pria saja (Adam) dan tanpa wanita (tanpa ibu).

3. Penciptaan Isa yang diciptakan dari tanah, namun melaui media wanita saja (Bunda Maryam) tanpa pria (tanpa ayah).

4. Penciptaan manusia secara umum yang diciptakan dari tanah dan air melalui media pria dan wanita (ayah dan ibu).

Dari empat model penciptaan manusia tersebut dapat dipahami bahwa manusia pertama yang Allah ciptakan adalah Adam tanpa ibu dan ayah, kemudian Allah ciptakan dari diri Adam itu istrinya, Hawa tanpa ibu. Sebab itu, penciptaan Isa yang tanpa media ayah tidak ada perbedaannya dengan Hawa yang tanpa Ibu. Bagi Allah, sama saja, karena Dialah Pencipta Tunggal alam semesta. Dia Kuasa menciptakan manusia seperti Adam yang tanpa ibu dan ayah, Hawa yang tanpa ibu, demikian pula dengan Isa yang tanpa ayah. (Lihat Qur’an Surat Ali Imran (3) : 59). Maka penciptaan manusia model keempat, yakni yang melaului media ibu dan ayah tentu hal yang sangat amat mudah bagi Allah Tuhan Pencipta. Ternyata model penciptaan yang keempat inilah yang Allah tetapkan sebagi sistem penciptaan yang berlaku bagi manusia selain Adam, Hawa dan Isa. Sistem ini merupakan sistem baku yang Allah tetapkan sampai akhir zaman.

مَا كَانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ سُبْحَانَهُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (35)

“Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.”
(Q.S. Maryam (19) : 35)

Yang sangat menakjubkan ialah, kendati terdapat empat model penciptaan manusia, namun mereka diciptakan Allah dari raw material yang sama, yakni tanah dan air, kendati mekanisme penciptaannya sedikit berbeda. Adam diciptakan dari tanah tanpa harus melewati media pria dan wanita (ibu dan ayah). Hawa diciptakan melaui media Adam tanpa proses kehamilan. Isa diciptakan hanya melalui media Ibunda Maryam, namun harus melewati fase kehamilan. Sedangkan manusia selain mereka, termasuk penulis dan pembaca sekalian serta semua manusia yang pernah hidup di atas bumi ini, Allah ciptakan mereka melalui media pria dan wanita (ibu dan ayah) yang harus melewati fase pembuahan dan kehamilan ( rinciannya, lihat Periode Kehidupan Pertama).

Untuk lebih jelasnya, mari kita tadabburkan (pelajari dan renungkan) beberapa ayat dari firman Allah berikut ini :

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ (7)
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (Q.S. As-Ssajadah (32) : 7)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (1)
Hai sekalian manusia, Bertaqwalah kepada Tuhan Penciptamu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan darinya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan Bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisa’ (4) : 1)

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (59)

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (Q.S. Ali Imran (3) : 59)

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ (20)
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
(Q.S. Ar-Rum (30) : 20)

قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلا (37)
Kawannya (yang Mu’min) berkata kepadanya sewaktu dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Zat) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari satu sperma, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?
(Q.S. Al-Kahfi (18) : 37)
وَ لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ (12)
Dan sesungguhnya Kami ciptakan manusia itu dari Sulalah Min Thin (sari pati tanah). (Q.S. Al-Mu’minun (23) : 12)

.... و َجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ (30)
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Q.S. Al-Anbiya’ (21) : 30)

Penjelasan berikut ini menjelaskan mekanisme Allah dalam menciptakan manusia dengan empat pola penciptaan yang berbeda, namun dengan raw material yang sama.

Adam: diciptakan dari tanah dan air, tanpa ibu dan ayah dan tanpa melalui fase pembuahan dan kehamilan

Hawa: diciptakan dari tanah dan air melalu Adam tanpa ibu, tanpa melaui fase pembuahan dan kehamilan

Isa: diciptakan dari tanah dan air melaui Ibu tanpa ayah, akan tetapi melalui fase kehamilan

Manusia lain: diciptakan dari tanah dan air melalui ayah dan Ibu dan melalu fase pembuahan dan kehamilan



3. FASE SPERMA & OVUM

Mari kita fokuskan pemikiran kita pada penciptaan manusia selain Adam, Hawa dan Isa. Dengan kata lain, pada Fase Sperma dan Ovum ini, kita akan memfokuskan pikiran dan renungan kita pada diri kita masing-masing. Sungguh banyak pertanyaan yang akan menggelayuti pikiran kita tentang penciptaan diri kita. Di antaranya : Siapa yang menciptakan sperma yang merupakan saripati tanah dan air itu? Kenapa sperma? Kenapa harus melalui pembuahan? Kenapa dari 300 juta sperma hanya satu sperma yang diberi kesempatan untuk membuahi ovum? Kenapa sperma dan ovum hanya bisa hidup dan berkembang sampai sempurna hanya dalam rahim ibu kita? Kenapa tidak bisa berkembang dalam tabung atau tempat tertentu dengan pengaturan suhu tertentu, kemudian dibiarkan selama sembilan bulan seperti yang terjadi dalam perut ibu? Apa yang akan terjadi?

Mari kita ajukan beberapa pertanyaan lebih kritis lagi. Di antaranya: Kenapa ilmu pengetahuan moderen sampai hari ini belum mampu mengadakan eksperimen tentang pembuatan sperma manusia? Caranya, kumpulkan semua makanan dan minuman yang mengandung zat kimia yang sama dengan yang dikonsumsi ayah dan ibu kita, atau seperti yang terkandung dalam sperma dan ovum. Kemudian digiling, diaduk, diberi bahan tertentu dan dimasukkan ke dalam tabung atau pipa tertentu. Setelah itu, biarkan adonan bahan makanan dan minuman itu selama beberapa waktu, satu bulankah, dua bulankah atau sembilan bulan dan seterusnya. Pertanyaannya adalah: Apakah sperma dan ovum akan tercipta seperti yang terbentuk dari dalam diri ayah dan ibu kita? Jika terbentuk, apakah antara sperma dan ovum akan terbentuk dengan sendiri secara terpisah, padahal dari bahan baku yang sama?

Kita akan kembali menyerah dan tidak berdaya jika pertanyaan-pertanyaan tersebut kita jawab dengan mengandalkan pikiran dan ilmu kita yang amat terbatas ini. Namun, bila kita cari jawabannya melalu informasi yang tertuang dalam Guide Book yang diturunkan Tuhan Pencipta dan lisan Rasul terakhir-Nya, Muhammad Saw. pasti kita menemukan jawabannya dengan mudah dan ilmiah. Semuanya menunjukkan betapa Maha Dahsyatnya Kekuasaan dan betapa Luasnya Ilmu Allah; Tuhan Pencipta. Mari kita renungkan beberapa firman Allah berikut ini :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan (asal) manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (12) Kemudian Kami jadikan ia (dari tanah itu) satu sperma (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh. (13) (Q.S. Al-Mu’minun (23) :12 – 13)

فَلْيَنْظُرِ الإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ (5) خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ (6) يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? (5) Dia diciptakan dari air yang terpancar. (6) yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. (7) (Q.S. At-Thoriq (86) : 5 – 7)

ألمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? (Q.S. Al-Murshalat (77) : 20)

ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (6) الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ (7) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8)
Yang demikian itu ialah Tuhan Yang Maha Mmengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, (6) Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah (7) Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (sperma) (8). (Q.S. As-Sajdah (32) : 6 – 8)


II. PERIODE KEHIDUPAN PERTAMA


۞ كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (28) (سورة البقرة )
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu sebelumnya mati (tidak ada), lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, dan kemudian Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.
(Q.S. Al-Baqarah (2) : 28)

Sungguh Perjalanan Wisata Manusia semakin menarik untuk ditelusuri dan direnungkan. Kita telah menelurusi Periode Kematian Pertama yang terdiri dari tiga fase yang mengagumkan, yakni Fase Zero, Fase Raw Material dan Fase Sperma. Sekarang kita sudah berada pada Periode Kehidupan Pertama dari Perjalanan Wisata Abadi kita. Dalam periode ini, kita akan melewati tiga fase yang lebih seru lagi dari fase-fase sebelumnya :

1. FASE PEMBUAHAN,
2. FASE DALAM RAHIM, dan
3. FASE SETELAH LAHIR KE DUNIA.

Fase-fase tersebut merupakan inti dari Perjalanan Wisata Abadi Manusia, khususnya FASE SETELAH LAHIR. Pada fase itulah kita diberi kesempatan untuk memilih jalan hidup yang baik atau jalan hidup yang buruk. Hasil dari pilihan tersebut pula yang akan menentukan kesuksesan atau kegagalan kita dalam meneruskan tiga periode wisata berikutnya, yakni Perriode Kematian Kedua, Periode Kehidupan Kedua dan Periode Kembali Kepada Allah.


1. FASE PEMBUAHAN
Pembuahan ialah, pertemuan satu dari 300 juta sperma dari sang ayah dengan ovum (telur) dari sang ibu di Tuba Fallopi. Pada fase inilah ditentukan jenis kelamin seseorang, yakni, jika sperma yang membuahi ovum adalah jenis “X”, maka janinnya akan menjadi laki-laki, dan jika sperma yang berhasil membuahi ovum dengan kode “Y”, maka janin akan menjadi wanita.

Sungguh sangat luar biasa sistem penciptaan manusia yang dirumuskan Tuhan Pencipta. Betapa tidak? Proses seleksi yang sangat ketat telah diterapkan sejak fase pertama dari kehidupan manusia, yakni Fase Raw Material (Saripati Tanah dan Air). Kemudian diteruskan seleksian yang amat ketat lagi pada Fase Pembuahan. Coba Anda bayangkan! Dari 300 juta sel sperma, hanya terdapat sekitar 1.000 sel sperma yang berhasil mencapai sel telur (ovum). Dari 1.000 sel sperma tersebut satu sel saja yang memenangkan pertandingan ini dan berhasil membuahi sel telur (ovum). . Sperma yang berhasil lolos membuahi ovumlah yang berhak untuk meneruskan Wisata Abadi berikutnya. Sungguh sangat luar biasa. Subhanallah (Maha Suci Allah)…

Pertanyaan-pertanyaan kritis yang selalu menggoda pikiran kita terkait dengan Fase Pembuahan ini di antaranya ialah : Mengapa wisata kehidupan manusia harus melalui pembuahan? Kenapa masa pembuahan diberi waktu hanya 24 jam? Kenapa pembuahan itu menghasilkan makhluk yang bersel satu? Kenapa desain sperma begitu rumit dan canggih sekali? Mengapa pembuahan itu terjadi antara sperma dan ovum? Mengapa manusia tidak diciptakan dari sperma saja atau ovum saja secara tunggal? Mengapa dari 300 juta sperma hanya satu sperma yang mendapat kesempatan menerobos ke dalam ovum saat proses terjadinya pembuahan? Kenapa setelah terjadi pembuahan, sperma dan ovum itu berubah menjadi makhluk bersel satu? Kemudian zigot dan embrio? Mengapa jenis kelamin manusia ditentukan dari sperma ayah dan bukan dari ovum ibu? Mengapa masa subur wanita sekali dalam satu bulan? Kenapa umur ovum yang diproduksi dalam ovarium ibu hanya 24 jam saja? Jika tidak dibuahi sperma yang datang dari ayah kita, ovum akan mati dengan sendirinya. Kenapa sistem penciptaan manusia ini memerlukan waktu dan tahapan? Bukankah Allah Maha Kuasa dan mampu menciptakan manusia melalui kata Kun, Fayakuun… (Jadilah, Maka jadilah ia).
Masih banyak lagi pertanyaan yang menggelayuti pikiran kita. Itulah sistem dan mekanisme penciptaan manusia yang telah ditetapkan Tuhan Pencipta kita. Mari kita baca, renungkan dan hayati firman Allah berikiut ini :

سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لا يَعْلَمُونَ (36)
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (Q.S. Yasin (36) : 36)

إِنَّا خَلَقْنَا الإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ ....(2)

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari satu sel sperma yang bercampur (dengan ovum) ….(Q.S. Al-Insan (76) : 2)

أَوَلَمْ يَرَ الإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ (77)
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari satu sperma (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata, (Q.S. Yasin (36) : 77)

أَيَحْسَبُ الإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى (36) أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (37)
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? (36) Bukankah dia dahulu satu sperma yang ditumpahkan (ke dalam rahim)? (37) (Q.S. Al-Qiyamah (75) : 36-37)

قُتِلَ الإِنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ (17) مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ (18) مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ (19)
Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? (17) Dari apakah Allah menciptakannya? (18) Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya (fase-fase penciptaan dan termasuk rezeki dan ajalnya) (19). (Q.S. Abasa (80) : 17 -19)

أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (20) فَجَعَلْنَاهُ فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (21) إِلَى قَدَرٍ مَعْلُومٍ (22) فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ (23)
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? (20) Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim), (21) sampai waktu yang ditentukan (22) lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan (23)
(Q.S. Al-Murshalat (77) : 20 – 23)

وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (45)
Dan Allah telah menciptakan semua jenis makhluk yang berada di bumi (termasuk hewan dan manusia) dari air (sperma), maka sebagian dari mereka itu ada yang berjalan di atas perutnya (seperti ular) dan sebagian berjalan dengan dua kaki,(seperti burung dan manusia) sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki(seperti kambing dan sapi). Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. An-Nur (24) : 45)

أَفَرَأَيْتُمْ مَا تُمْنُونَ (58) أَأَنْتُمْ تَخْلُقُونَهُ أَمْ نَحْنُ الْخَالِقُونَ (59)
Maka terangkanlah kepadaku tentang Sperma yang kamu pancarkan (58) Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? (59)
(Q.S. Al-Waqi’ah (56) :58 – 59)



2. FASE DALAM RAHIM.


Setelah sperma Allah ciptakan dari saripati tanah dan air, kemudian satu dari 300 juta sperma berhasil membuahi ovum di Tuba Fallopi. Hasil pembuahan itu berubah menjadi zigot. Zigot adalah makhluk yang ber sel satu. Kemudian sel itu berkembang dengan membelah diri sehingga menjadi ganda menjadi dua, empat, delapan sampai tiga puluh enam. Lalu apa yang terjadi? Dengan sistem yang dahsyat dan unik, makhluk tersebut bergerak dari Tuba Fallopi menuju rahim. Dalam 24 jam harus sudah sampai ke dalam rahim. Kalau tidak, makhluk itu akan mati alias tidak berkembang menjadi manusia. Nah, Berarti, Perjalanan Wisata kita sekarang sudah berada pada Periode Dalam Rahim ibu kita.

Mari kita nikmati wisata ini… Sekarang kita berada dalam rahim ibu kita setelah sekian lama bergulat dengan kehidupan bahan baku, sperma, ovum dan pembuahan yang begitu melelahkan. Kemudian kita berhasil menjadi zigot dan dengan sistem yang sangat unik dan teliti, kita bisa sampai ke dalam rahim ibu kita dengan selamat. Untuk sampai menjadi manusia sempurna seperti kita sekarang, kita harus tinggal dalm perut ibu kita sekitar sembilan bulan lamanya. Kita berkembang dan tumbuh dari satu tahap ke tahap berikutnya. Dari zigot yang menempel ke dinding rahim ibu kita (‘Alaqoh), kemudian berkembang seperti sepotong daging yang digigit (Mudh-ghoh), kemudian menjadi tulang belulang, kemudian tulang-belulang itu dibungkus dengan daging, kemudian perlahan-lahan kita menjadi manusia sempurna yang siap diluncurkan ke fase berikutnya, yakni lahir ke dunia.

Berbagai pertanyaan pun mulai menggelayuti pikiran kita. Misalnya : Kenapa sistem pembuahan begitu rumit? Kenapa zigot memerlukan empat hari perjalanan wisatanya baru mencapai rahim? Kenapa zigot yang berkembang menjadi embryo harus menempel di dinding rahim? Kenapa pertumbuhan kita kemudian seperti daging yang digigit? Kenapa tulang belulang dulu yang terjadi sebelum daging? Bagaimana proses terbentuknya tubuh kita dengan sempurna? Bagaimana pula proses terbentuknya tangan, kaki dan jari-jari kita? Bagaimana proses terciptanya otak kita yang jaringan syarafnya milyaran jumlahnya? Seperti apa pula terbentuknya jaringan pembuluh darah kita yang panjangnya sekitar 40.000 km itu? Mata, telinga, lidah, tenggorokan, paru-paru, jantung, kulit dan anggota tubuh kita yang lain? Kenapa suplai gizi, oksigen, anti virus dan semua kebutuhan kita selama berada dalam perut ibu harus melalui plasenta? Plasenta yang begitu mahal bagi kehidupan wisata kita ketika melewati fase dalam rahim, kenapa tidak berfungsi lagi dan dibuang begitu saja setelah kita lahir? Bagaimana proses peniupan ruh dalam perut ibu kita sehingga kita hidup? Bagaimana sistem pernafasan kita dalam perut ibu kita? Kenapa desain tubuh kita begitu indah dan sempurna? Bagaimana bisa sempurna hanya dalam sembilan bulan saja? Bagaimana bisa berat badan kita ketika siap lahir dan meluncur ke atas bumi ini menjadi milyaran kali berat ovum yang keluar dari dalam indung telur ibu kita yang tidak lebih dari sebesar debu?

Sungguh perjalanan wisata yang sangat menegangkan, jika saja kita sudah punya akal dan perasaan ketika kita berada dalam perut ibu kita. Lima fase pertumbuhan kita, yaitu ‘Alaqoh (menempel di dinding rahim), Mudh-Ghoh (seperti daging yang digigit), Izhom (tulang belulang), Kisaul ‘Izhom Lahma (dibungkus dengan daging), dan Kholqon Akhor (makhluk lain atau sempurna).

Sungguh merupakan suatu kebahagiaan besar bagi kita yang hidup di akhir zaman ini bahwa ilmu pengetahuan moderen berhasil memvisualkan dengan nyata kepada kita lima fase perkembangan hidup kita semasa dalam rahim ibu kita. Mari tatap diri kita fase demi fase selama dalam kandungan ibu kita seperti yang tertera pada lima gambar berikut ini. Lalu tanya diri kita dengan tiga pertanyaan berikut : Siapa saya? Dari apa saya diciptakan? Dan, siapa Pencipta saya?


Bagaimana dengan tiga pertanyaan di atas? Pasti Anda sudah menemukan jawabanya. Yang pasti, Anda akan berdecak kagum atas sistem dan proses penciptaan diri Anda. Sungguh sangat ajaib, tapi nyata. Jika yang terucap adalah : Maha suci Engkau yaa Allah yang telah menciptakan aku dengan bentuk yang sangat sempurna, tak ada celah sedikitpun untuk mengkritisinya, apalagi membantahnya. Jika demikian ucapan yang terlontar dalam hati, pikiran atau lidah Anda, berarti Anda sudah menjawab tiga pertanyaan tersebut dengan baik dan tepat. Jika belum, tanyakan sekali lagi pada diri Anda tiga pertanyaan di atas, lalu tatap lagi ke lima gambar di atas dengan pikiran yang tenang, perasaan yang dalam dan hati yang khusuk dan tawadhu’ (merendah), serta renungkan firman Allah berikut ini :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan (asal) manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (12) Kemudian Kami jadikan ia (dari tanah itu) satu sperma (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh. (13) Kemudian Kami jadikan Sperma itu ‘Alaqoh (yang menempel pada dinding rahim). Kemudian Kami jadikan ‘Alaqoh itu Mudh-ghoh (Seperti daging yang digigit), dan Mudh-ghoh itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain (sempurna). Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (14).
(Q.S. Al-Mu’minun / 23 : 12 - 14)

Tentang penciptaan manusia ini, Allah mengajak manusia untuk memikirkannya sambil berdialog ilmiyah dengan cerdas dan jujur sebagaimana firman-Nya :

نَحْنُ خَلَقْنَاكُمْ فَلَوْلا تُصَدِّقُونَ (57) أَفَرَأَيْتُمْ مَا تُمْنُونَ (58) أَأَنْتُمْ تَخْلُقُونَهُ أَمْ نَحْنُ الْخَالِقُونَ (59) نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ (60) عَلَى أَنْ نُبَدِّلَ أَمْثَالَكُمْ وَنُنْشِئَكُمْ فِي مَا لا تَعْلَمُونَ (61) وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْأَةَ الأُولَى فَلَوْلا تَذَكَّرُونَ (62)

Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)? (57) Maka terangkanlah kepadaku tentang sperma yang kamu pancarkan (58) Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? (59) Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan,(60) untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (di dunia) dan menciptakan kamu kelak (di Akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui (61) Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama (di dunia), maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran? (62)
(Q.S. Al-Waqi’ah (56) : 57 – 62)

Setelah mengajak manusia berdialog ilmiyah dengan cerdas dan jujur, terkait penciptaan mereka, kemudian Allah menjelaskan bahwa yang mampu berbuat demikian adalah Dzat yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa, tetapi juga Maha Penyayang dengan segala Kebesaran dan Kekuasaan-Nya, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman-Nya :

ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (6) الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ (7) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8) ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ (9) (سورة السجدة)

Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, (6)Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (7) Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).(8) Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (9) (Q.S. As-sajdah (32) : 6 – 9)

Kemudian, sekali lagi Allah mengetuk pinti hati dan akal fikiran kita untuk membukanya lebar-lebar supaya memahami dan mneyadari betul realitas penciptaan manusia ini agar tidak mudah lupa begitu saja pada Tuhan Pencipta setelah Dia beri mereka kesempatan menghirup udara segar di dunia dengan konsep berpasang-pasangan. Allah menjelaskan dalam firman-Nya:
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (37) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى (38) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأُْنْثَى (39)

Bukankah dia dahulu dari satu sperma yang ditumpahkan (ke dalam rahim), (37) Kemudian Sperma itu menjadi ‘Alaqoh (segumpal darah yang menempel di dinding rahim), lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, (38) Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki laki dan perempuan (39).
(Q.S. Al-Qiyamah ( 75) : 37 – 39)



3. FASE SETELAH LAHIR

Pembaca yang dirahmati Allah! Betapa unik, akurat dan canggihnya sistem penciptaan kita. Semua itu menunjukkan betapa hebatnya Tuhan Pencipta kita, Pencipta jagad raya ini. Sudah lima fase perjalanan wisata yang kita lewati, Fase Zero, Fase Raw material, Fase Sperma, Fase Pembuahan dan Fase Dalam Rahim ibu kita. Kita telah lewati fase demi fase dengan pikiran terbuka, hati yang lapang dan perasaan yang terharu. Tidak ada kata yanng paling indah yang kita ucapkan selain Maha Suci Engkau yaa Allah yang terlah menciptakan kami dengan sistem yang amat canggih dan bentuk yang amat sempurna.

Sekarang kita sedang memasuki Fase Setelah Lahir, sebuah fase yang sangat krusial dalam menentukan nasib dan masa depan kita. Ada beberapa pertanyaan mendasar yang muncul dalam pikiran kita. Di antaranya : Bisakah kita lahir ke dunia ini dengan sediri? Sebagaimana pada fase-fase awal penciptaan bahwa kita memerlukan waktu dan tahapan, maka kenapa Fase Setelah Lahir atau kehidupan dunia ini juga harus kita lewati dengan beberapa tahapan seperti bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa dan manula? Kenapa ada yang meninggal ketika bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa dan ada pula yang meninggal ketika sudah manula? Kenapa jatah hidup kita di dunia ini tidak sama? Kenapa ada pula yang diberi jatah hidup sampai pikun? Apa jadinya bumi ini jika semua yang hidup di dunia ini mengalami masa pikun?

Setelah kita ketahui bahwa proses penciptaan kita sampai menjadi manusia sempurna begitu rumit, unik dan sangat canggih, maka apa gerangan misi dan visi hidup kita setelah lahir ke atas bumi ini? Apakah kehadiran kita ke bumi ini untuk bermain-main saja? Apakah kehidupan kita di atas bumi ini akan selamanya atau ada batas waktunya? Apakah kehidupan kita di bumi ini dibiarkan begitu saja, tanpa ada perhitungannya? Apakah kehidupan di bumi ini adalah kehidupan terakhir kita? Ataukah harus melewati beberapa terminal (periode) lagi agar sampai ke terminal terakhir, yakni Periode Kembali Kepada Allah? Dalam perjalan yang amat panjang itu, siapa yang menetukannya? Kita atau Tuhan Pencipta?

Kita akan kebingungan lagi menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas kalau kita hanya menggunakan akal dan perasaan. Mari kita telusuri lagi awal wisata kita yang bermula dari Zero, Raw Material, kemudian menjadi Sperma. Setelah itu kita ingat bahwa kita harus pula melewati fase Pembuahan yang begitu rumit, kemudian diteruskan dengan proses penyempurnaan penciptaan kita yang membutuhkan waktu sembilan bulan. Di mana rumah kita dan dunia kita ketika itu? Dalam perut ibu kita bukan? Setelah itu baru kita diluncurkan ke atas muka bumi ini dengan sistem yang canggih pula.

Dari penelusuran yang panjang itu kita dapat memahami bahwa kehadiran kita di atas bumi ini pasti mempunyai misi yang mulia dan visi yang besar. Al-Qur’an menyebutnya dengan MISI IADAH” kepada Tuhan Pencipta dan VISI KHALIFATULLAH” di atas bumi. Artinya dalam menjalankan hidup di atas muka bumi ini haruslah siap menjadi wakil Allah. Wakil Allah ialah yang mampu menjalankan kehidupan di duni ini selalu berada dalam frame ibadah kepada-Nya, yakni dengan mengikuti sistem yang telah ditetapkan-Nya untuk manusia. Ibadah tersebut harus pula melahirkan visi besar dalam hidup ini, yakni KHILAFAH yang akan menegakkan kebenaran, menerapkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan umat manusia serta membangun bumi dengan baik untuk kesejahteraan dan kemakmuran penduduk bumi itu sendiri, tanpa melihat suku, warna kulit, batas teritorial, dan bahkan agama.

Sesungguhnya Fase Setelah Lahir atau kehidupan di dunia ini adalah fase yang amat menentukan. Fase yang akan menjadi kata kunci bagi fase-fase berikutnya. Kita sudah melihat bagaimana fase-fase sebelum lahir ke dunia merupakan fase-fase perjalanan wisata kita yang kita lewati begitu saja sambil menikmati rahmat dan nikmat dari Allah yang amat besar dan melimpah. Lain halnya dengan Fase Setelah Lahir ke dunai ini, khususnya setelah kita beranjak remaja sampai jatah kita habis di dunia ini. Dalam fase ini kita diberi Allah berbagai kelebihan seperti kekuatan fisik, kecanggihan anggota tubuh, kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual. Di samping ada dorongan hawa nafsu dan ada pula bisikan hati nurani sehingga melahirkan keinginan-keinginan dari dalam diri kita. Berbagai keinginan yang didukung berbagai sarana fisik yang amat canggih dan kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual itu akan melahirkan tingkah laku, kebiasan dan kemudian kultur.

Di samping itu, Tuhan Pencipta tidak membiarkan kita hidup di dunia ini sendirian, tanpa ibu bapak, tanpa pasangan hidup, tanpa anak-anak yang kita sayangi, tanpa teman, tanpa partner, tanpa guru, tanpa orang-orang baik yang ada di sekeliling kita. Bahkan Tuhan Pencipta tidak membiarkan kita hidup di dunia ini tanpa fasilitas hidup. Bahkan sejak 15 milyar tahun yang lalu (menurut ilmuan, bumi dan langit ini tercipta sejak peristiwa Big Bang 15 milyar tahun lalu) fasilitas hidup kita sudah disiapkan-Nya dengan melimpah dan bisa diperoleh dengan mudah. Ada yang gratis begitu saja seperti oksigen, cahaya matahari, angin, siang dan malam, tidur, dan bahkan Kitab Petunjuk Hidup (Al-Qur’an) pun diturunkan secara gratisdan.

Sungguhn sangat menakjubkan perhatian Tuhan Pencipta kepada manusia. Semua fasilitas hidup di dunia yang tidak berapa lama ini sangat lebih dari cukup dan dianugerahkan secara gratis pula. Hanya sedikit sekali fasilitas hidup kita yang memerlukan ikhtiyar (usaha) seperti kebutuhan akan makanan, minuman, pakian, tempat tinggal, kebutuhan sekolah anak-anak, biaya berobat dan sebagainya. Berapa sih total kebutuhan kita yang memerlukan ikhtiar itu? Untuk standar hidup di Indonesia misalnya, kebutuhan hidup perkepala per bulan hanya antara Rp 300.000 sampai Rp 50.000.000. Coba bandingkan dengan value (nilai) kesehatan, mata, jantung, otak, darah, oksigen, cahaya matahari, udara, air, siang dan malam, bumi yang terhampar yang tiap saat kita bisa berjalan di atasnya dengan mudah, lautan yang terbentang luas yang setiap saat kita bisa berlayar di atasnya untuk berbisnis dan mencari kehidupan dan seterusnya? Sungguh tidak bisa dibandingkan. Semuanya disiapkan dan diberikan kepada kita secara gratis. Maha Benar Allah Tuhan Pnecipta kita dengan firman-Nya :

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الأَنْهَارَ (32) وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ (33) وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ (34)
"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.(32) Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.(33) Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat lalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (Q.S. Ibrahim (14) : 32 – 34)

Menarik untuk direnungkan, bahwa dalam fase ini Allah biarkan kita memilih jalan mana yang kita gunakan untuk mengekspresikan keinginan-keinginan tersebut. Sebenarnya, dengan menyadari dan mengakui nikmat Allah yang kita terima ketika melewati fase-fase sebelumnya dan juga nikmat lain yang amat besar yang kita bisa peroleh saat kita melewati fase kehidupan di dunia ini, yaitu berupa Wahyu dan Risalah Rasul-Nya sudah cukup bagi kita untuk memilih jalan mana yang kita gunakan dalam merealisasikan keinginan-keinginan yang datang dari dalam diri kita. Jalan baik atau jalan buruk di mata Allah? Jalan kebenaran atau jalan kebathilan menurut Allah? Jalan kesesatan atau jalan keselamatan di sisi Allah? Jalan keimanan pada Allah atau jalan kekufuran pada-Nya?

Perlu kita catat di sini bahwa setiap jalan yang kita pilih akan melahirkan prilaku, kebiasaan dan kultur. Sedangkan prilaku, kebiasaan dan kultur merupakan pencerminan dari karakter atau sifat yang sudah tertanam kuat dalam diri kita. Setiap perbuatan, prilaku, kebiasaan dan kultur akan memiliki nilai masing-masing sesuai dengan jenis, kadar dan kualitasnya. Maka penilaiannyapun di sisi Allah, Tuhan Pencipta, tentu tidaklah sama. Standar penilaian yang digunakan Allah hanya ada dua, yakni baik atau buruk. Antara baik dan buruk tidak ada. Nah, Di sinilah fungsi SEI Empowermetn seperti yang sudah dijelaskan pada Bagian I dari buku yang sedang Anda baca ini. SEI Empowerment dapat melahirkan sepuluh karakter atau sifat mulia, seperti yang dijelaskan pada Bagian I dari buku ini. Sedangkan apa dan bagaimana sepuluh karakter mulia itu, penjelasannya pada Bagian II.

Ada satu hal yang perlu kita ingat dan camkan, bahwa kesuksesan dalam membentuk karakter dan sifat mulia ketika melewati Fase Setelah Lahir ini, khususnya sejak kita dewasa sampai ajal menjeput kita, akan menjadi kunci utama keberhasilan kita melewati fase-fase berikutnya. Sebaliknya, bila kita gagal dalam membentuk karakter atau sifat-sifat mulia dalam kehidupan di dunia ini, maka perjalanan wisata kita berikutnya akan mengalami kesulitan dan kesengsaraan yang tiada taranya. Sebab itu, sebelum kaki kita jauh melangkah…. Sebelum pikiran kita jauh menyimpang…. Sebelum hati kita jadi keras seperti batu, atau lebih keras lagi darinya…. Sebelum perasaan kita jadi mati… Sebelum kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual kita jadi tumpul…. Selagi mata kita masih bisa melihat…. Selagi telinga kita masih bisa mendengar… Selagi jantung kita masih berdenyut dan darah segar masih mengalir dalam pembuluh darah kita…. Selagi fisik kita masih kuat…. Selagi nafas masih dikandung badan….. Sebelum ajal dan kematian menjemput kita untuk meninggalkan dunia yang fana ini. Sebelum kita meneruskan wisata ini ke terminal (periode) berikutnya, yakni Kematian Kedua, mari kita baca dan renungkan beberapa firman Allah berikut ini :

1. Tentang visi penciptaan manusia di atas bumi.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ (30)
Ingatlah ketika Tuhan Penciptamu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Q.S. Al-Baqoruh (2) : 30)

2. Tentang konsekuensi logois akibat penolakan manusia atas visi dan misi yang telah ditetapkan Tuhan Pencipta bagi manusia. Sedangkan penolakan itu sebenarnya tidak beralasan kecuali hanya ekspresi kesombongan belaka.

هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ فِي الأَرْضِ فَمَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَلا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِلا مَقْتًا وَلا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلا خَسَارًا (39) قُلْ أَرَأَيْتُمْ شُرَكَاءَكُمُ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ أَمْ آتَيْنَاهُمْ كِتَابًا فَهُمْ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْهُ بَلْ إِنْ يَعِدُ الظَّالِمُونَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا إِلا غُرُورًا (40) إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ أَنْ تَزُولا وَلَئِنْ زَالَتا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (41) وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَهُمْ نَذِيرٌ لَيَكُونُنَّ أَهْدَى مِنْ إِحْدَى الأُمَمِ فَلَمَّا جَاءَهُمْ نَذِيرٌ مَا زَادَهُمْ إِلا نُفُورًا (42) اسْتِكْبَارًا فِي الأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ وَلا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلا بِأَهْلِهِ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلا سُنَّةَ الأَوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلا (43) أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَكَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِنْ شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا (44)
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka (39) Katakanlah: "Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang lalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka".(40) Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.(41) Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), (42) karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Ketetapan Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah itu.(43) Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.(44) (Q.S. Fathir (35) : 39 – 44)

3. Tentang tipologi manusia ketika hidup di dunia. Ada yang berpegang teguh pada visis dan misi yang ditetapkan Tuhan Pencipta (dapat petunjuk) dan ada pula yang tidak mau berpegang teguh (tersesat) pada vsisi dan misi tersebut, serta faktor yang menyebabkan manusia tersesat.

قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ (29) فَرِيقًا هَدَى وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلالَةُ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ (30)
Katakanlah: "Tuhanku Penciptaku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya)". (29) Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk. (30) (Q.S. Al-A’raf (7) : 29 – 30)

4. Tentang misi penciptaan jin dan manusia dan dari mana sumber rezeki yang mereka peroleh.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(56) Aku tidak perlu rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. (57) Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.(58) (Q.S. Adz-Dzariyat (51) : 56 -58)

5. Tentang keharusan ‘ikhlas’ menjalankan Misi Ibadah kepada Allah Tuhan Pencipta.
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (5)
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, {1} dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Q.S. Al-Bayyinah (98) : 5)

6. Tentang betapa lemahnya tuhan-tuhan yang disembah selain Allah yang tidak mampu menciptakan apapun. Pengetahuan yang benar tentang Tuhan Pencipta mampu menyelamatkan manusia dari ketersesatannya mengabdi dan menyembah (menjalankan misi hidup) kepada tuhan-tuhan selain Allah, yang tidak layak untuk disembah.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ (73) مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ (74)

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (73) Mereka tidak menghargai (mengenal) Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (74)
(Q.S. Al-Haj (22) : 73 – 74)

7. Tentang kenapa manusia hanya boleh menjalankan Misi Ibadah sesuai dengan yang telah ditetapkan Tuhan Pencipta dan bagaimana canggihnya Kitab Petunjuk (Al-Qur’an) yang diturunkan-Nya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (22) وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (23) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (24)
Hai manusia, sembahlah Tuhan Penciptamu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu Bertaqwa. (21) Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia mengeluarkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui (22) Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(23) Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.(24) (Q.S. Al-Baqarah (2) : 21- 24)

8. Tentang betapa lemah dan butuhnya manusia pada Allah Tuhan Pencipta Yang Maha Kaya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (15) إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (16) وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ (17)
Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (15) Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). (16) Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah. (17) (Q.S. Fathir (35) : 15 – 17)

9. Tentang agama (sistem hidup) yang diturunkan Tuhan Pencipta adalah yang mampu menyelematakan manusia dari prilaku menyekutukan-Nya (syirik) dengan apa saja selain Dia. Karena tuhan-tuhan yang dijadikan sekutu bagi Tuhan Pencipta tersebut tdiak akan mampu berbuat apa-apa.

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي شَكٍّ مِنْ دِينِي فَلا أَعْبُدُ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ أَعْبُدُ اللَّهَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (104) وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (105) وَلا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (106)
Katakanlah: "Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman", (104) Dan hadapkanlah mukamu kepada agama itu (Islam) dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik (105) Dan janganlah kamu menyembah kepada selain Allah, (karena) apa-apa (yang kamu sembah selain Allah itu) tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka jika demikian sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang lalim".(106)
(Q.S. Yunus (10) : 10 - 16)

10. Bahwa fungsi Al-Qur’an itu adalah sebagai pelajaran, obat jiwa, petunjuk hidup dan rahmat. Fungsi tersebut hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang meyakini (beriman) kebenarannya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ (57)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu Pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhan Penciptamu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
(Q.S. Yunus (10) : 57)

11. Agar Al-Qur’an dapat berfungsi sebagai pelajaran, obat jiwa, petunjuk hidup dan rahmat bagi yang meyakini kebenrannya, diperlukan seorang rasul untuk menyampaikan dan menjelaskan isinya. Namun demikian, penolakan (kufur) manusia terhadapnya tidak akan berpengaruh sedikitpun pada Kebesaran dan Ketuhanan Tuhan Pencipta.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِنْ رَبِّكُمْ فَآمِنُوا خَيْرًا لَكُمْ وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (170)
Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhan Penciptamu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. An-Nisa’ (4): 170)

12. Tentang keharusan menyerahkan amanah kepada yang ahlinya (profesional), keharusan menegakkan keadilan di antara manusia dan mentaati sistem Allah dan Rasul-Nya dalam memutuskan betrbagai perkara adalah bukti keiamanan.

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا (58) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (59)
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(58) Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(59)
(Q.S. An-Nisa’ (4) : 58 – 59)

13. Mentaati Allah dan Rasul-Nya adalah konsekuensi logis dari kemuliaan dan kelebihan yang diberikan Tuhan Pencipta kepada manusia dan sekaligus membedakan mereka dari makhluk lain, khususnya hewan dan Iblis, serta sebagai bukti bahwa manusia berhasil mesyukuri kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual yang mereka peroleh dari-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ (20) وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ قَالُوا سَمِعْنَا وَهُمْ لا يَسْمَعُونَ (21) إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لا يَعْقِلُونَ (22)
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya), (20) dan janganlah kamu menjadi sebagai orang-orang (munafik) yang berkata: "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan. (21) Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk di sisi (dalam pandangan) Allah adalah orang yang pekak dan bisu yang tidak mau mengerti (kebenaran dari Allah) (22) (Q.S. Al-Anfal (8) : 20 – 22)

14. Orang-orang yang yang tidak mau menerima dan menerapkan sistem hidup yang diciptakan Tuhan Pencipta untuk mereka mengakibatkan kehidupan mereka dikuasai dan dikendalikan setan. Hal tersebut disebbakan kecintaan mereka yang berlebihan pada kehidupan dunia dan selalu mengikuti hawa anafsu. Karakter dan kondisi ril kehidupan mereka sama dengan anjing.

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ (175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (176
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. (175) Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia mencitai dunia berlebihan dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir. (176) (Q.S. Al-A’raf (7) : 175 - 176)

15. Tentang larangan mengikuti langkah-langkah setan, karena setan itu memiliki misi, visi dan orientasi hidup yang berlawanan dengan orang-orang beriman. Hanya dengan berlindung kepada Tuhan Pencipta manusia bisa selamat dari pengaruh dan godaan setan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (21)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (21) (Q.S. An-Nur (24) : 21)



Wisata Abadi Manusia

Tabel A : Periode, Tempat dan Waktu Selama Wisata Abadi

No Periode Fase Tempat Waktu
1 Kematian Pertama 3 Alam Ruh Allahu'alam
2 Kehidupan Pertama 3 Dunia 0-60an
3 Kematian Kedua 3 Alam Barzakh Allahu'alam
4 Kehidupan Kedua 6 Awal Akhirat Allahu'alam
5 Kembali kepada Allah 2 Akhirat Kekal Abadi


My Mood


Cute Purple Flying Butterfly


 
Copyright© All Rights Reserved ukhovi.blogspot.com