THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES
Ao~..... Minna hajimemashite \^o^/ Hope it will be useful for our live ^^

Jumat, Februari 20, 2009

Tau Gak?

Adakah Jarak antara Agama dan Ilmu Pengetahuan?


Hingga kini, para ilmuwan tidak bisa menebak asal mula kehidupan atau bagaimana kehidupan itu dimulai di muka bumi. Sebagaimana mereka tak mengerti mengapa dan bagaimana manusia memiliki keunikan dengan kemampuannya untuk mengetahui dan berpikir yang merupakan sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Kita mengenal perbedaan antara kematian dan kehidupan, manusia dan binatang, yang tuli dan yang mendengar, buta dan melihat, bijaksana dan bodoh. Tetapi kita tidak mampu memahami lebih jauh perbedaan-perbedaan tersebut, atau kita tidak mampu mengubah orang mati menjadi hidup, binatang menjadi manusia yang berpikir, yang tuli menjadi mendengar, buta yang buta melihat, dan yang lemah akal menjadi bijaksana.

Di antara ujian terbesar terkait keyakinan terhadap Allah adalah saat kita menghadiri kematian seorang sahabat yang kita sayangi. Kita sama sekali tidak berdaya untuk mengembalikan hidupnya. Saat itu kita melihat Allah, merasakan kekuasaan-Nya dan mengenali keperkasaan dan hikmah-Nya. Dalam situasi seperti inilah kita memahami firman Allah berikut,

‘Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah, ‘Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.’’ (al-Isra’: 85)

Menurut ayat ini, kita dikaruniai pengetahuan terbatas yang memungkinkan kita mengenali Pencipta yang mengaruniai nikmat hidup. Pengetahuan yang terbatas tersebut memungkinkan kita untuk melihat Allah dan memahami keberadaan-Nya. Kemampuan-kemampuan tersebut membimbing kita kepada fakta yang logis, dimana harus ada satu Pencipta yang menciptakan alam semesta yang luar biasa seperti ini, dan memeliharanya dengan cara-cara yang sedemikian hebat.

Di dalam Islam, agama atau keyakinan tentang Allah harus dicapai dengan logika yang diberikan kepada manusia, sebagaimana firman Allah,

‘Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’ (ar-Rum: 30)

Pesan serupa terdapat dalam ayat,

‘Berkata rasul-rasul mereka: ‘Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?’ (Ibrahim: 10)

Sebagian orang mengklaim bahwa ilmu pengetahuan berpijak pada serangkaian eksperimen, sementara agama bukanlah ilmu pengetahuan karena ia berpijak pada keyakinan. Sesungguhnya itu adalah statemen yang tak benar karena tidak seorang pun sudah menguji atau melihat konstruksi dari atom-atom, Artikel alam semesta, magnet atau muatan listrik, komponen-komponen dari gelombang elektromagnetik, konsep-konsep fisika kuantum, dan lain-lain. Semua model tidak lebih dari sekedar asumsi-asumsi logis. Semua ilmu fisika kuantum atau mekanika tidak bergantung pada argumentasi-argumentasi yang teruji, melainkan berpijak pada postulat-postulat logis.

Sebagaimana tiga hukum dari empat hukum Thermodinamik dan Zeroth, dimana hukum kedua dan ketiganya merupakan argumentasi-argumentasi yang tidak teruji. Inti dari termodinamik bergantung pada hukum yang kedua, suatu hukum yang bergantung pada aksioma-aksioma logis atau penalaran logis dan membentuk dasar utama ilmu pengetahuan tersebut. Termodinamik merupakan salah satu ilmu pengetahuan rancang-bangun dasar untuk mengkarakterisasi energi dan mekanisme-mekanisme konversi energi. Salah satu hasil dari hukum yang kedua adalah apa yang disebut ‘Entropi’. Sifat seperti itu ditemukan melalui penalaran logis dan tidak bisa secara langsung diukur atau dirasakan.

Bagaimanapun, ia adalah kunci untuk setiap analisis energi. Tidak seorang pun boleh mengklaim bahwa entropi bukan suatu konsep yang ilmiah.

Dengan alasan yang sama, kita dapat melihat dasar agama. Keyakinan tentang Allah adalah suatu fakta yang dapat ditemukan dengan pemikiran logis. Keyakinan atau fakta tersebut mengarahkan kepada penjelasan-penjelasan logis bagi mereka yang sudah menemukan alam semesta yang tertib, menemukan evolusi-terkontrol, dan penemuan-penemuan lain. Banyak gejala atau mukjizat-mukjizat yang ditemukan di alam semesta itu tidak menemukan penjelasan yang masuk akal tanpa menyertakan keyakinan yang pasti tentang Allah.

Akhirnya, keimanan terhadap Allah adalah satu-satunya fakta yang menawarkan jawaban logis atas pertanyaan-pertanyaan logis yang diungkapkan al-Al-Qur’an berikut ini:

‘Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?’ (at-Thur: 35-37)

Di dalam ayat-ayat ini, Allah memandu kita kepada Hikmah-Nya dengan penalaran logis yang memberi jawaban tentang alam semesta secara ilmiah. Di dalam Islam, Ilmu pengetahuan dan agama itu serasi. Di dalam al-Qur’an Allah meminta kita untuk meneliti hikmah-Nya pada alam semesta. Allah berfirman kepada kita bahwa Kitab Nya al-Qur’an diturunkan dengan hikmah dan ilmu pengetahuan,

‘Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi al-Qur’an dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.’ (an-Naml:6)



Madu Lebah Obat Luka Akibat Diabetes di Amerika


Commission on Scientific Signs of Qur’an & Sunnah
Adalah lembaga pengkajian aspek Sains & teknologi dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Didirikan pada tahun 1987 di bawah suvervisi Rabithah Alam Islami di Makkah Al-Mukarromah. Penggagasnya adalah seorang ulama asal Yaman, Syekh Abdul Majid Zendani. Beliau adalah seorang ahli farmasi yang sangat menguasasi sains moderen, tafsir dan hadits. Sekarang dipimpin oleh Syekh Dr. Abdullah Al-Mushlih, seorang ulama Saudi Arabia.

***

Majalah Al-I’jaz Al-Ilmi No 30, Jumadil Akhir 1429

Seorang dokter wanita Amerika sampai kepada suatu kebenaran/kepastian yang disebutkan Al-Qur’an Al-Karim dan dijelaskan Rasul Saw lebih dari 14 abad silam. Kebenaran tersebut ialah bahwa di dalam madu lebah terdapat kandungan obat untuk manusia.

Pengobatan terhadap penyakit diabetes merupakan bagian manfaat medis yang luar biasa yang terkandung dalam madu lebah yang sudah menjadi rekomendasi dalam dunia kedokteran Islam. Yang baru dari penemuan tersebut ialah bahwa kalangan ilmuan Amerika merekomendasikan keharusan merujuk (mejadikan referensi) kepada warisan Islam terkait dengan pengobatan melalui madu lebah.

Pada tahun 2002, Catherina Hulbert, seorang warga Negara Amerika mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kakinya luka parah. Saat kecelakaan itu dia sudah menderita penyakit diabetes. Sebab itu, luka yang dideritanya tidak kunjung sembuh kendati sudah mengkonsusmsi berbagai obat dan anti biotic. Kondisi seperti itu dia alami selama delapan bulan.

Setelah melihat kondisi lukanya yang tak kunjung membaik, maka Dr Jennifer Eddy dari fakultas kedokteran Universitas Wisconsin menganjurkan untuk menggunakan madu lebah sebagai obat yang dioleskan di tempat luka. Setelah beberapa bulan melakukan pengabotan dengan madu lebah tersebut luka kaki Catherina Hulbert-pun sembuh total. Kasus tersebut menyebabkan Dr Jennifer Eddy memperoleh dukungan dari Akedemi Amerika Untuk Dokter Keluarga di wilayah Wisconsin untuk meneruskan kajiannya khusus pengobatan melalui madu lebah.

Dr Jennifer juga menjelaskan, sebelumnya dia juga pernah mengobati salah seorang pasien diabetes yang sedang menghadapi fonis amputasi setelah berbagai pengobatan yang dijalankan sang pasien mengalami kegagalan. Dr Jennifer juga menambahkan bahwa terbuktilah sudah di kalangan para ahli medis bahwa mengobati luka akibat diabetes dengan madu lebah memiliki manfaat yang banyak, khususnya bagi para pengidap penyakit diabetes di dunia saat ini jumlah mereka mencapai sekitar 200 juta orang. 15 % dari mereka mengalami sampai ke tingkat “tukak” (membusuk) sebagai akibat dari hilangnya rasa di kaki mereka.

Sedangkan persentase operasi amputasi bagi para penderita diabetes secara internasional diperkitakan terjadi setiap setengah menit satu kali. Adapun biaya operasi amputasi di Amerika saja mencapai USD 11 juta pertahun. Jennifer menambahkan, kasus Catherina Hulbert merupakan contoh nyata bagi para penderita diabetes yang mungkin diselamatkan dari kehilangan anggota tubuh mereka dengan biaya yang sangat ringan.

Seperti yang diketahui bahwa penderita diabetes mengalami penurunan kelancaran darah dalam pembulu darah mereka dan lemahnya tingkat imunitas terhadap berbagai penyakit. Ditambah lagi antibiotic yang diberikan untuk mengobati luka diabetes tidak bermanfaat disebabkan bakteri Staphylococcus Aurous akan membentuk perlawanannya sendiri. Sedangkan madu lebah menciptakan perlawanan terhadap bacteria dengan berbagai cara. Sebab itu dianggap sebagai pengabatan paling efektif bagi penyembuhan luka akibat diabetes.

Dalam madu lebah juga terdapat zat asam yang mudah berinteraksi dan tinkat kelembaban yang rendah sehingga menyebabkan madu lebah tersebut mudah membunuh bacteria. Di tambah lagi adanya enzim yang mengeluarkan acid hydrogen yang berfungsi membersihkan luka sehingga mudah membunh semua bacteria yang ada.

Akhirnya kita tutup dengan ungkapan : Sesungguhnhya pengobatan dengan madu lebah telah menjadi masalah yang sangat menarik perhatian para ilmuan di bidang kesehatan secara mendunia, khususnya pusat-pusat yang memerangi berbagai penyakit dan organisasi-organisasi kesehatan intrnasional di tengah meningkatnya macam-macan bacteria yang mampu melawan obat-obat antibiotic lainnya.

Dr Jennifer juga menekankan keharusan mendahulukan pengobatan dengan madu karena pembusukan (tukak) akibat diabetes bukan perkara mudah. Sungguh benarlah firman Allah dalam Al-Qur’an suat Annah : 68 – 69 :

وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (68) ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (69)
Dan Tuhan Penciptamu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia".(68) Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS Annahl : 68 – 69)

Selamat mencoba……



Pengaruh Doa Terhadap Kesembuhan

Setiap kita mengunjungi orang sakit, kita selalu mendoakannya agar diberi Allah kesembuhan. Namun, sejauh mana keyakinan kita terhadap pengaruh do’a yang kita ucapkan tersebut terhadap kesembuhan orang yang kita kunjungi tadi? Jangan-jangan kita mengucapkannya hanya sekedar kebiasaan; dengan kata lain sebatas diucapkan dengan lisan, tanpa diiringi keyakinan bahwa doa’ tersebut merupakan salah satau metode pengobatan yang diajarkan Rasululullah Saw kepada umatnya.

Lantas, apa pengaruh do’a terhadap kesembuhan? Inilah yang dipelajari Dr. Dhiyak Al-Haj Husen, seorang pakar kesehatan bidang rematik di Ingris, anggota Asosiasi Pengonatan Sakit Punggung dan Akupuntur Ingris dan juga anggota Asosiasi Pengobatan Sakit Punggung Dengan Laser di Amerika.

Dalam sebuah eksperimen yang dilakukannya menggabungkan metode pengobatan moderen dengan metode Nabi (Thibbunnabawi) dengan tujuan mengetahui dengan pasti sejauh mana efektifitas Laser yang dibarengi dengan do’a dalam mengobati penyakit punggung / tulang belakang yang diderita para pasiennya.

Dr Dhiyak menjelaskan bahwa penyakit bagain belakang / punggung adalah yang paling banyak diderita manusia saat ini setelah rematik, berdasarkan kunjungan para penderita ke dokter. Dalam berbagai penelitian dijelaskan bahwa hamper 80 % penghuni bumi saat ini pernah menderita sakit di bagian bawah punggung semasa hidup mereka.

Melihat adanya efek samping dari obat-obat dan konsentrasi para pakar kesehatan hanya terhadap aspek fisik tanpa peduli terhadap aspek rohani maka muncul berbagai tawaran untuk menggunakan pengobatan komprehensif (penyempurna) seperti kemoterapi, akupuntur, laser dan pengobatan fisik-psiskis seperti meditasi (merenung) dan doa untuk kesmebuhan.

Berdasarkan pemikiran tersebut saya menggabungkan antara metode pengobatan moderen dengan pengoatan Nabi (Thibbunnabawi) dalam penelitian / eksperimen yang saya lakukan. Hal tersbeut saya lakukan untuk mengetahui secara pasti efektifitas Laser dengan do’a dalam mengobati sakit punggung yang diderita para pasien.

Saya menerapkan metode tersebut kepada 40 pasien yang umur mereka berkisar antara 30 sampai 65 tahun. Semua mereka adalah penderita penyakit punggung lebih dari tiga bulan. Para pasien tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama dengan menggunakan sinar laser ringan saja di tempat-tempat / titik-titik akupuntur sebanyak 40 titik di semua tubuh mereka. Kelompok kedua dengan melakukan hal yang sama, namun ditambah dengan do’a yang diajarkan Rasul Saw :

أسأل الله العظيم رب العرش العظيم أن يشفيك

“Aku memohon pada Allah yang Maha Agung, Tuhan Pencipta singgasan yang agung agar berkenan menyembuhkanmu”

Do’a tersebut saya baca sebanyak tujuh kali setiap titik akupuntur saat menngunakan laser, tanpa didengar dan diketahui oleh sang pasien bahwa saya menggunakan do’a agar terhindar dari mispresepsi.

Penilaian tingkat rasa sakit dan sejauh mana kemampuan pasien untuk membungkuk (ruku’) diakukan langsung setelah selesai terapi, kemudian setelah 4 pekan, 8 pekan, 12 pekan dan setelah 6 bulan.

Hasilnya sangat mengagumkan. Kelompok dengan menggunakan do’a ternyata sudah mengalami proses kesembuhan secera signifikan sejak selesai terapi dan terus meningkat kesembuhannya sampai setelah enam bulan berikutnya. Sedangkan yang tidak menggunakan do’a hanya megalami sedikit perubahan sejak selesai terapi dan setelah beberapa pekan saja. Setelah dua bulan rasa sakit datang kembali.

Subahanallah…

Sebuah hasil penelitian seorang pakar yang sangat mengagumkan dan dapat dipercaya kebenarannya. Sebab itu, Lembaga Saintifik dalam Qur’an dan Sunnah (Commission on Scientific Signs of Qur’an & Sunnah) mengajak untuk memperbanyak do’a saat Anda menghadapi sakit, apakah yang sakit itu istri/suami, anak-anak, karib kerabat dan siapa saja yang Anda kunjungi. Dengan penuh keyakinan do’a Anda dikabulkan Allah. Anda pasti akan menyaksikan hasilnya dengan izin Allah.

Separah apapun penyakit yang diderita, maka jangan sekali-kali berputus asa akan rahmat Allah. Kewajiban kita meminta kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan Pencipta singgasana yang agung agar berkenan menyembuhkan penyakit kita.. Amin..
(Majalah Al-I’jaz Al-Ilmi No 30, Jumadil Akhir 1429)




Iman adalah Obat Jiwa dan Fisik

Setiap Nabi dan Rasul Allah memiliki mujkjizat yang mengunguli perlawanan masyarakat di zamanya. Nabi Nuh memiliki, misalnya, mukjizat teknologi kapal yang mengungguli kemampuan umatnya yang membangkang padanya kendati sudah berdakwah kepada mereka selama 950 tahun. Nabi Yusuf memiliki mukjizat mimpi yang mampu mermal apa yang akan tetjadi dan kemampuan manajemen pemerintahan luar bisaa dalam kondisi negeri Mesir dilanda krisis ekonomi bekepanjangan. Nabi Musa memiliki mukjizat tongkat yang bias memakan ular-ular tukang sihir dan membelah lau mereah yang menjadi sebab tenggelamnya Fir’aun dan bala tentaranya. Nabi Isa juga memiliki keahlian ilmu kesehatan yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit kronis yang mengancam umatnya yang pembangkang.

Demikianlah para Nabi dan Rasul, Allah berikan kepada mereka mukjizat seuai dengan perkembangan masyarakat yang mereka hadapi. Lalu, bagaimana dengan Nabi Muhamamd Saw. sebagai Rasul Allah terakhir diutus di akhir zaman ini? Jawabannya Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw adalah mukjizat akhir zaman yang mampu mengungguli perkembangan hidup akhir akhir zaman, khususny adalam bidang ilmju pengetahuan dan teknologi.

Buktinya, kendati Al-Qur’an diturunkan lebih dari 14 abad yang lalu di mana di masa itu sama sekali belum mengalami perkembangan berbagai sarana hidup seperti saat ini, namun ternyata Al-Qur’an dan Sunnah (Hadits-Hadits) Rasul Saw. telag bicara dengan lantang, dan sebagiannya dengan sangat rinci. Sunhguh keduanya adalah mukjizat yang mampu mengalahkan kepandaian masnusia dalam bidang ilmu pengetahuan sebagaimana yang akan kita saksikan dalam rubric Mukjizat Al-Qur’an dan Sunnah ini.

Sebuah lembaga pengkajian aspek sains dan teknologi yang tekandung dalam Al-Qur;an dan Sunnahpun didirikan pada tahun 1987 di bawah suvervisi Rabithah Alam Islami di Mekkah Al-Mukarromah. Penggagasnya adlah seorang ulama asal Yaman bernama Syeh Abdul Majid Azendani. Beluah adalah seorang ahli farmasi yang sangat mebuasai sains moderen dan juga tafsir dan hadits.

Sejak lembaga tersebut berdiri, sudah diadakan lebih dari 10 kali seminar internasional terkait kajian aspek sains dalam Al-Qur’an dan Sunnah di berbagai Negara, termasuk di Inidenisia, tepatnya di kota Bandung tahun 1994 seminar internasionalnya yang ke enam yang dihadiri tak kurang dari 600 ilmuan dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Yang menarik adalah mereka bukan hanya Muslim, akan tetapi juga terdapat ilmuan-ilmuan non Muslim.

Sejak lemabaga tersebut berdiri, sudah puluhan dan bahkan ratusan ilmuan dunia, baik dari barat maupun timur yang masuk Islam, karena memahami bahwa Al-Qur’an dan Sunnah benar-benar muknjizat akhir zaman. Al-Qur’an dan Sunnah jauh lebih unggul dari hasil pemikiran manusia moderen, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan moderen, kendati ditiurunkan lebih 14 abad sialm.

Dalam rubrik Mukjizat Al-Qur’an dan Sunnah ini, kami akan menyajikan makalah atau tulisan-tulisan ilmiyah para scientist yang sudah lolos pengujuan baik dari segi pandangan Islam maupun dari sisi ilmiahnya. Tulisan-tulisan tersbut jiga dapat diakses melau web resmi lembaga tersebut dalam bahasa Arab, inggris dan berbagai bahasa lain.

Untuk tulisan pertama, kami menemukan karya ilmiyah yang sangat mengagumkan dengan judul: Iman adalah Obat Jiwa dan Fisik. Selamat menikmati.

Iman adalah Obat Jiwa dan Fisik

Dr. Mohamad Daudah
Commission on Scientific Signs of Qur'an & Sunnah
Rabithah Alam Islami (nooran.org)
Diterjemnahkan & diringkas oleh: Fathuddin Ja’far

Sebelum revolusi sains dan teknologi dan munculnya berbagai peralatan canggih, manusia belum dapat memahami secara pasti mekanisme dan fungsi akal yang membedakan manusia dengan hewan dan pembatasan tempatnya pada otak. Perlahan-lahan tempat-temapt yang terkait dengan indera, bicara dan gerak ditemukan. Penemuan mutakhir yang amat mengagumkan ialah diketahuninya sentra di otak yang aktif disebabkan keimanan dan ibadah yang berfungsi untuk menyeimbangkan peran kejiwaan dan fisik. Hal tersebut menetapakan prinsip penciptaan bahwa iman adalah fitrah yang tertanam dalam jiwa manusia. Jiwa yang khusyuk akan mempengaruhi kesehatan jiwa dan fisik.

Peneltian-penelitian ilmiah akhir-akhir ini telah mengagetkan kita bahwa iman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya merupakan dorongan fitrah yang memiliki mekanisme dan berpusat di otak manusia. Bila seseorang tidak piawai dalam mengoperasikannya maka ia telah dengan sengaja untuk tidak berbeda dengan hewan yang mengakibatkan kehilangan keseimbangan jiwa dan fisik. Yang amat mengagumkan lagi ialah bahwa pengoperasian mekanisme tersebut sesuai dengan arahan-arahan agama yang mencerminkan gambaran yang amat sempurna, konprehensif dan bersih, sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an Al-Karim sebagai manhajul hayah (konsep hidup). Bukan hanya itu, akhir-kahir ini, dalam Al-Qur’an juga ditemukan berbagai fakta ilmiyah lainnya yang sangat menambah kekuatan ikan kita.

Para ahli jiwa amat concern meneliti kaitan antara fisik dan psikis manusia dan pengaruh masing-masing di antara kediuanya. Akhirnya diketahuilah bahwa penyakit fisik memungkinkan terjadinya tekanan jiwa atau kemungkina berakar dari masalah kejiwaan (psikis). Lalu lahir sebuah cabang ilmu jiwa dengan nama Psychosomatic.

Dr. Badar Al-Anshori menjelaskan sebagian peneliti memastikan bahwa pessimism (pesimis) menambah kemungkinan besarnya manusia ditimpa penyakit fisik seperti kangker sebagaimana pesimis juga erat kaitannya dengan berbagai goncangan jiwa seperti stress, putus asa dan depresi.

Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penderita penyakit kangker menjelaskan adanya hubungan positif antara pesimis dan kecepatan penyebaran penyakit kangker tersebut. Perasaan putus asa juga menyebabkan cepatnya penyebaran penyakit kangker. Sebaliknya, iman dan ridha terhadap keputusan Allah menyebakan terjadinya self teratment (pengobatan mandiri) dalam sebagian kasus kesembuhan kangker.

Sebagai berita gembiranya ialah ditemukannya sebuah pusat di otank yang aktif melakukan renungan (meditation) yang disertai ibadah dan mengembalikan fungsi fisik dasar kepada kondisi istirahat (state rest) yang mendukung fitrah keimanan dan pengaruh fisiknya.

Gambar sebuah aktivitas pada otak sebelum (sebelah kiri pembaca) dan sesudah (sebelah kanan pembaca) berfikir, khusyuk dan merenung, terdapat sebuah lubang/pusat pada baseline (sebelah kanan) yang akktif dengan berfikir, khuyuk dan merenung, dibandingkan dengan kondisi biasa (sebelah kiri)

Kesimpulan penelitian ilmiah yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2001 dari hasil penggunaan teknologi baru scanning terhadap otak yang dilakukan oleh sebuah team ilmiah yang dipimpin DR. Andrew Newberg, professor Radiology pada fakultas kedokteran Universitas Philadelphia, USA ialah : Kepercayaan kepada Allah adalah desain dasar (design in built) yang sudah ada dalam otak. Sebab itu, tidak mungkin seseorang dapat terlepas darinya kecuali dengan pura-pura buta terhadap fitrah yang lurus yang menjadikan manusia terdorong untuk beragama sepanjang sejarah.

Pengingkaram terhadap kecenderungan keimanan tersebut berarti mengabaikan kekuatan/kemampuan yang dahsyat yang berkembang sehingga memungkinkan seseorang mengenal kekuasaan Allah dengan berfikir dan meneliti ciptaan-Nya. Menurut Prof. Andrew Newberg, bahwa manusia dapat dikatakan diarahkan oleh satu kekuatan terhadap agama (religion for wired-hard). Sebabliknya, penelitian ilmiah sama sekali tidak mungkin menceritakan kepada kita secara langsung akan Dzat Allah… Akan tetapi ia dapat menceritakan kepada kita bagaimana Dia (Allah) mencipatakan manusia agar mereka mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya.

Penelitian Ilmiah juga dapat menceritakan kepada kita bahwa beribadah kepada Allah adalah tugas, sedangkan beriman kepada-Nya adalah tuntutan alamiiah sama halnya dengan makan dan minum. Otak manusia bukan hanya sebuah alat sebagai chip yang bertugas untuk beriman kepada Allah. Akan tetapi ia juga disiapkan untuk melaksanakan tugas ibadah untuk menjaga keselamatan jiwa dan fisik (physicist and physic) dengan arahan-arahan praktek aktif melalui sistematika saraf dan hormone yang saling terikat.

Dengan demikian, keyakinan kita akan keberadaan dan kekuasaaan Allah semakin bertambah. Jika tidak, untuk apa gunanya kekuatan/kemampuan dahsyat yang diberikan kepada manusia yang membedakan antara mereka dengan semua makhluk hidup di muka bumi? Sebab itu, iman kepada Allah dalam penelitian-penelitian ilmiah moderen bukanlah seperti filsafat dan khayalan masyarakat sebagaimana yang didengung-dengunkan oleh kalangan atheist (kaum darwinis evolutionist dan komunis) yang tidakaada sandaran ilmiahnya pada awal abad 20. Dugaan mereka telah nyata kegagalannya di mana mereka menduga bahwa manusialah yang menciptakan agama merke sendiri, khususnya setelah ditemukannya fakta ilmiah di atas bwa manusia telah Allah ciptakan beragama secara alami dan memberi mereka kekuatan/ kemampuan untuk mengenal dan beribadah kepada-Nya.

Sebagaimana seseorang akan bersih jiak ia rutin berudhuk (bersuci dari hadas kecil), kendatipun ia bukan muslim. Demikian pula ia akan meraih kebaikan jika ia praktekkan prilaku-prilaku ibadah seperti berfikir, khusyuk dan merenung, karena ia mengoperasikan pusat-puast yang mirip dengan pusat-pusat keimanan dalam otak yang bekerja untuk rileksasi dan terlepas dari perasaan-perasaan negative seperti ketakutan, kegelisahan, dan stress. Saat itulah seseorang berpindah dari kondisi keterasingan dan kesendirian kepada kondisi rileks dan tenang, kendatipun ia tidak mendapatkan jatah akhirat (karena tidak beriman kepada Allah).

0 komentar:

My Mood


Cute Purple Flying Butterfly


 
Copyright© All Rights Reserved ukhovi.blogspot.com