THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES
Ao~..... Minna hajimemashite \^o^/ Hope it will be useful for our live ^^

Rabu, Maret 03, 2010

Tamu Terakhir

Kita tentu pernah mendengar istilah ‘tamu tak diundang’. Mereka bisa jadi, tukang kredit, penagih hutang, atau cuma seorang teman yang biasa meminjam uang. “Bapak tidak ada di rumah,” atau “Bapak sedang istirahat” adalah basa-basi yang biasa terlontar lewat pembantu atau anak kita kepada mereka yang mungkin masih berdiri di luar pagar. Jika di kantor, sekretaris atau resepsionis akan berkata sopan, “Bapak sedang keluar kantor”, bila yang datang adalah tamu atau klien yang tidak diharapkan. Intinya, sikap dan pelayanan yang diberikan oleh seorang tuan rumah akan tergantung siapa dan tujuan apa yang dibawa oleh tamunya. Ia bisa saja menerima dengan tulus dan senang hati, menunda dan memintanya menunggu beberapa saat agar kita bisa bersiap dan berbenah, atau menolak kedatangannya, bila perlu dengan bantuan Satpam.

Tamu. Siapapun dia, adalah mereka yang pasti berniat atau mempunyai kepentingan tertentu dengan kita. Yang paling sederhana adalah sekedar bersilaturahim dan menyambung-eratkan hubungan persaudaraan. Semestinya, sebagai tuan rumah yang baik kita menyambutnya dengan hati yang senang, dan tak memperlihatkan ketidaksukaan, menutupi ketidaksiapan dalam penerimaannya.

Sejak kecil, bahkan sejak baru terlahir, seorang manusia sudah terbiasa menerima tamu. Bisa jadi, hampir setiap hari tamu tak henti-hentinya mengetuk pintu rumah. Khabar yang dibawa tentu bermacam-macam, sekali lagi, bisa hal baik atau hal buruk, sesuatu yang sudah biasa didengar, atau mungkin berita yang mengejutkan dan tidak disangka-sangka. Jadi, adalah hal biasa kita mendengar ketukan di pintu rumah untuk menerima kedatangan tamu.

Namun, pernahkah kita sadar jika siang nanti, esok pagi atau mungkin sedetik setelah membaca pesan ini, ada ketukan yang terdengar di depan, dan ketika kita tahu bahwa yang datang dan berdiri di hadapan kita adalah ‘tamu terakhir’? tamu yang sama yang pernah hadir di hadapan orang-orang yang telah mendahului kita. Tamu yang datang dengan kabar baik atau buruk tergantung seberapa banyak persiapan dan bekal yang terkumpul untuk hidup di hari kemudian. Tamu terakhir yang tak mungkin kita memintanya untuk menunggu meskipun sedetik agar kita bisa bersiap dan membenahi diri. Tamu terakhir yang mungkin tidak pernah diharapkan kehadirannya, tetapi tak seorang pun bisa membantu kita untuk menolak kehadirannya. Tentu saja, kita akan tersenyum menerima kehadirannya, jika saat tamu terakhir itu datang, semua bekal yang diperlukan sudah dipersiapkan. Bagaimana jika belum? Wallaahu ‘a’lam bishshowaab (Bayu Gaw)

0 komentar:

My Mood


Cute Purple Flying Butterfly


 
Copyright© All Rights Reserved ukhovi.blogspot.com